Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto
Baca Juga: Begini rekomendasi dua saham emiten properti Grup Lippo
Namun, pra-penjualan di luar Jakarta & Jabodetabek tumbuh lebih cepat. “Kami yakin pengembang akan terus agresif dalam peluncuran di kuartal tiga,” tulis riset itu.
Dari sisi pendapatan, LPKR diproyeksikan akan tetap memimpin di sektor properti seiring membaiknya kinerja dan penjualan berbagai proyek properti perusahaan.
Secara umum, kinerja pengembang seperti Summarecon, Ciputra, Agung Podomoro, juga membaik di kuartal ketiga. Misal dari sisi penjualan bidang tanah, dipimpin oleh APLN, dibantu oleh penjualan bidang tanah di Kawarang. SMRA, LPKR dan CTRA juga mencatatkan kinerja mengesankan di 3Q.
Pada sembilan bulan pertama 2020, LPKR merupakan pengembang yang memiliki kinerja terbaik dengan kenaikan mencapai 100% dibandingkan periode sama satu tahun sebelumnya.
“Tiga perusahaan melaporkan pertumbuhan positif di 9M20, dipimpin LPKR (+ 100% YoY), APLN (+ 75% YoY) dan ASRI (+ 6% YoY),” tulis riset.
Riset CSLA menyebut bahwa proyek baru di kuartal III sebagian besar berasal dari rumah tapak (75% dari total pra-penjualan di kuartal III), yang menjelaskan pertumbuhan penjualan pemasaran QoQ + 116% dari produk residensial.
Beberapa developer yaitu SMRA, BSDE, dan LPKR agresif meluncurkan produk jenis ini di 3Q. Penjualan rumah tapak LPKR yang baik juga karena strategi marketing yang dijalankan.
Penjualan komersial (13% dari total pra-penjualan di 3Q20) juga tumbuh kuat sebesar 85% QoQ. Peluncuran ruko terlihat di kuartal tiga, terutama dari SMRA Rp350miliar di kuartal III dibandingkan Rp 30 miliar di kuartal II, dan BSDE Rp 432miliar di kuartal III dibandingkan Rp 72miliar di kuartal II.
Baca Juga: Kinerja Lippo Grup membaik, simak rekomendasi saham LPKR dan LPCK
Apartemen naik 50% QoQ, sebagian besar dari inventaris karena kami belum melihat pengembang besar meluncurkan produk ini di kuartal III. Sementara penjualan lahan komersial turun 65% QoQ dengan lebih sedikit transaksi karena perlambatan ekonomi.
Pra-penjualan di luar Jakarta & Jabodetabek (dan di luar Jawa) tumbuh lebih cepat dari Jakarta meskipun kontribusinya lebih kecil.
“Secara keseluruhan, sektor properti mendapatkan momentum yang lebih baik. Peluncuran yang berhasil di seluruh pengembang juga membuktikan bahwa meskipun terjadi perlambatan ekonomi yang disebabkan oleh Covid-19, permintaan untuk pembeli pengguna akhir masih tetap ada, sebagian berkat perubahan strategi pengembang,” tulis riset.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News