Reporter: Benedicta Prima | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Group Lippo yang bergerak di bidang properti menunjukkan peningkatan kinerja baik PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) maupun PT Lippo Cikarang Tbk (LPCK). Meski pendapatan tercatat naik, LPKR masih membukukan kerugian.
Adapun pendapatan LPKR sepanjang sembilan bulan ini tercatat naik 0,23% secara tahunan (yoy) dari Rp 8,56 triliun menjadi Rp 8,58 triliun. Kerugian bersih Lippo Karawaci mencapai Rp 2,34 triliun.
Analis Kiwoom Sekuritas Sukarno Alatas mengatakan, peningkatan pendapatan di saat kondisi industri lesu, secara tidak langsung menunjukkan kinerja yang cukup bagus meski Lippo Karawaci belum mampu mencatatkan laba bersih. Peningkatan signifikan pada beban pokok penjualan, beban usaha dan beban lainnya membuat LPKR rugi.
"Di lihat dari rasio operating profit margin (OPM) dan EBITDA margin sebenarnya meningkat dibandingkan periode tahun sebelumnya. Hanya saja belum mampu menekan beban," jelas Sukarno, Rabu (4/11).
Baca Juga: Ini kontribusi pendapatan Lippo Karawaci (LPKR) hingga kuartal III-2020
Berdasarkan data Bloomberg, margin laba usaha Lippo Karawaci tercatat 5,62% pada kuartal III-2020, sedangkan di kuartal III-2019 OPM tercatat -10,46%. Margin EBITDA LPKR di kuartal tiga ini juga tercatat sebesar 38,01% meningkat bila dibandingkan kuartal ketiga tahun lalu yang sebesar 37,72%.
"Sedangkan LPCK kinerjanya bagus selain dilihat dari pertumbuhan pendapatan dan laba, ada peningkatan rasio profitabilitas baik itu rasio gross profit margin (GPM), OPM dan net profit margin (NPM)," kata Sukarno.
Lippo Cikarang membukukan kenaikan pendapatan sebesar 50% dari Rp 1,06 triliun menjadi Rp 1,59 triliun. Sedangkan laba bersih naik 76,8% dari Rp 346,39 miliar menjadi Rp 612,43 miliar.
Lippo Cikarang melaporkan pertumbuhan pendapatan dari suksesnya pemasaran produk hunian rumah tapak yang terjangkau, dan apartemen Orange County yang terus melanjutkan proses serah terima unit.
Baca Juga: Rugi Rp 2,34 triliun, marketing sales Lippo Karawaci (LPKR) naik 100%
Orange County mencatatkan pendapatan sebesar Rp837 miliar, naik sebanyak 91% yoy dari Rp 438 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya. Selain itu, pengakuan pendapatan rumah hunian sebesar Rp 286,1 miliar naik dari Rp 218,9 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya, sedangkan penjualan tanah di Kawasan industri menjadi sebesar Rp 121,4 miliar dari Rp 66,3 miliar per September 2019.
GPM Lippo Cikarang tercatat sebesar 38,7% meningkat dibandingkan kondisi pada kuartal III-2019 yang sebesar 38,17%. OPM juga meningkat dari 24,35% menjadi 53,13% dan NPM meningkat dari 33,38% menjadi 39,34%.
Sukarno menambahkan kinerja LPKR memiliki peluang membaik jika mampu menekan beban di kuartal IV-2020 nanti. Untuk jangka panjang LPKR juga masih prospektif, dengan kekuatan memiliki lahan 1.416 ha. "Industri ini bisa berpeluang dengan adanya omnibus law yang bisa diuntungkan nantinya," imbuh Sukarno.
Untuk jangka pendek, LPKR direkomendasikan trading buy karena secara valuasi sudah murah dengan price to book value (PBV) 0,37 kali. Sedangkan LPCK juga memiliki valuasi yang lebih murah, memiliki price to earning ratio (PER) 2,99 kali dan PBV 0,33 kali.
Baca Juga: Pendapatan Siloam (SILO) terkikis 4,21% karena kontribusi pendapatan rawat inap turun
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News