Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - SUMBAWA BARAT. PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) sedang menggelar ekspansi dari hulu ke hilir. Eksplorasi di hulu tambang beriringan dengan pengerjaan proyek fasilitas pengolahan, smelter, berikut infrastruktur pendukungnya.
Direktur Utama Amman Mineral Internasional, Alexander Ramlie, mengungkapkan ekspansi proyek hilir dan infrastruktur pendukung saat ini sedang berjalan secara intensif. Estimasi nilai investasi untuk menggarap ekspansi tersebut mencapai sekitar US$ 4 miliar.
Dalam kurun tiga tahun, AMMN memproyeksikan belanja modal (capex) sebesar US$ 3,48 miliar dari tahun 2023 -2025. Alokasi capex itu termasuk untuk mengerjakan proyek smelter tembaga dan pemurnian logam mulia atau Precious Metals Refinery (PMR) sekitar US$ 1 miliar.
Berbarengan dengan smelter dan PMR, AMMN sedang mengerjakan Pembangkit Listrik Tenaga Gas Utap (PLTGU) dan fasilitas Liquefied Natural Gas (LNG), serta ekspansi pabrik pengolahan (processing plant).
Baca Juga: Hartanya Capai Rp 224 Triliun Versi Forbes, Prajogo Pangestu Semakin Kaya
"Kemudian kami akan mengembangkan Elang," ujar Alexander dalam kunjungan media ke Tambang Batu Hijau, Jum'at (27/10).
Bagi AMMN, Elang merupakan tambang masa depan setelah Batu Hijau. Elang diklaim sebagai salah satu deposit tembaga dan emas porfiri terbesar di dunia. Studi kelayakan definitif tambang Elang sedang berlangsung dan ditargetkan selesai pada tahun 2024.
Setelah penambangan bijih Fase 8 di tambang Batu Hijau selesai, AMMN berencana memulai produksi Elang pada tahun 2031 hingga 2046. Alexander menegaskan, eksplorasi menjadi strategi penting untuk keberlanjutan tambang.
Oleh sebab itu, AMMN tak segan untuk mengalirkan laba demi aktivitas eksplorasi. "Kami ingin perusahaan punya umur yang lebih panjang, ya kami teruskan eksplorasinya," imbuh Alexander.
Adapun, AMMN menjalankan aktivitas pertambangan melalui anak usahanya, PT Amman Mineral Nusa Tenggara. Kepala Teknik Tambang Amman Mineral Nusa Tenggara Wudi Raharjo menambahkan, sejak akuisisi dari Newmont pada tahun 2016 lalu, Amman Mineral gencar menggelar eksplorasi sembari meningkatkan produktivitas dengan lebih efisien.
Baca Juga: Medco Energi (MEDC) Berharap Kenaikan Harga Minyak Dunia Katrol Kinerja Tahun Ini
Wudi bercerita, Newmont meninggalkan tambang Batu Hijau pada akhir Fase 6. Di samping aspek regulasi, secara operasional dan keekonomian Newmont kala itu melihat tambang Batu Hijau tidak lagi prospektif. Amman Mineral lantas melakukan transformasi dan membuktikan tambang Batu Hijau masih layak ditambang hingga sekarang.
"Bukan hanya Fase 7, Amman bisa menambang Fase 8. Kalau operasional efisien, meningkatkan keekonomisan. Mineral kadar rendah pun bisa diambil, diolah. Mestinya operator tambang memang mendorong produktivitas dan efisiensi, sehingga sumber daya bisa dimaksimalkan," terang Wudi.
Presiden Direktur PT Amman Mineral Nusa Tenggara Rachmat Makkasau optimistis komoditas tembaga punya prospek yang cerah. Tumbuhnya industri dan ekosistem kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) semakin menambah kebutuhan terhadap tembaga. Selain nikel, tembaga menjadi komoditas kunci bagi pengembangan EV.
Rachmat memberikan gambaran, kebutuhan tembaga dalam EV bisa mencapai enam kali lebih banyak dibandingkan kendaraan konvensional. Hal ini bisa memoles prospek bisnis Amman Mineral secara jangka panjang.
Baca Juga: Saham Prajogo Lagi Moncer, Sederet Konglomerat ini Tajir Melintir dari Bursa Saham
Terlebih, tingkat harga tembaga mengacu pada London Metal Exchange (LME) yang fluktuasinya lebih terjaga dibandingkan komoditas energi. "Kami di bisnis tembaga sangat optimistis. Dalam green commodity (tembaga) sangat dibutuhkan. Maka kita optimistis juga dengan (tambang) Elang," ungkap Rachmat.
Saat ini, AMMN masih mengandalkan penambangan bijih dari Fase 7 di Batu Hijau, setidaknya hingga tahun 2024. AMMN berencana untuk memulai penambangan bijih Fase 8 pada tahun 2025 hingga 2030.
Pada tahun 2023, AMMN menargetkan produksi tembaga sebanyak 337 mlbs (juta pon) dan 529 koz (kilo ons) emas. Dalam periode semester I-2023, AMMN memproduksi 134 juta pon tembaga dan 172 kilo ons emas.