Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Noverius Laoli
Sepanjang tahun 2023, AMMN juga menargetkan produksi sebanyak 610.000 metrik ton kering konsentrat. Sejauh ini AMMN menjual konsentrat ke pasar ekspor kepada sejumlah negara Asia seperti Filipina, China, Jepang, Korea Selatan, serta sebagian kecil ke pasar Eropa.
Sejak 24 Juli 2023, AMMN mengantongi izin ekspor konsentrat 900.000 metrik ton basah (wet metrik ton/wmt) yang berlaku hingga 31 Mei 2024. Jika diperlukan, AMMN akan meminta kepada pemerintah untuk meningkatkan tonase izin ekspor, dan melanjutkan ekspor konsentrat hingga smelter beroperasi.
Adapun, hingga September 2023 proyek smelter AMMN sudah mencapai 67,1%. Progres itu setara 100,15%, lebih tinggi dari target yang diberikan pemerintah dalam periode tersebut di level 66,9%. Sedangkan progres pembangunan PMR mencapai 65,4%.
Manager of Process and Technology - Smelter Project PT Amman Mineral Industri Fatih Wirfiyata mengungkapkan proses konstruksi fisik yang sedang berlangsung di Sumbawa Barat dijalankan berbarengan dengan proses fabrikasi peralatan smelter dan PMR di luar negeri.
Baca Juga: Bakal Dapat Suntikan Tenaga dari AMMN, Analis Rekomendasikan Beli Saham MEDC
Dalam pembangunan smelter & PMR ini, AMMN bermitra dengan perusahaan dari sejumlah negara, yakni China, Finlandia, Amerika Serikat, Austria, Australia, dan Jerman. Bersamaan dengan pengerjaan konstruksi dan fabrikasi, AMMN mulai menyiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang akan mengoperasikan smelter & PMR.
Sejumlah tenaga terampil yang direkrut sudah dikirim ke China untuk menjani pelatihan. "Mereka dikirim ke pabrik (smelter) yang sudah beroperasi, yang karakter teknologi, proses dan produknya akan mirip dengan di sini. Jadi SDM sudah kami siapkan dari sekarang," sebut Fatih.
Adapun, konstruksi dan mekanis smelter AMMN ini ditargetkan rampung pada Mei 2024. Sedangkan untuk komisioning smelter dan produksi katoda tembaga pertama, AMMN menargetkan untuk memulainya sekitar empat hingga lima bulan kemudian.
Smelter tembaga dan PMR AMMN ini akan memiliki total kapasitas input sebesar 900.000 metrik ton per tahun (tpa) konsentrat dari tambang Batu Hijau dan tambang Elang di masa depan. Smelter ini akan memproduksi katoda tembaga hingga mencapai 222 kilo ton per tahun dan asam sulfat 830 kilo ton per tahun.
Baca Juga: Amman Mineral (AMMN) Genjot Produksi Emas dan Tembaga Tahun Ini
Sementara itu, PMR akan mendapatkan input slime anoda dari proses pemurnian di fasilitas smelter tembaga yakni sebanyak 970 tpa. Produk dari PMR setiap tahun antara lain mencapai 18 tpa emas batangan, 55 tpa perak batangan, dan 70 tpa selenium.
Selain smelter dan PMR, AMMN juga menggelar ekspansi untuk meningkatkan kapasitas pabrik pengolahan hingga 80 juta - 85 juta ton per tahun. Lebih dari dua kali lipat dari kapasitas saat ini. Hal itu dibutuhkan untuk memproses pasokan bijih dari Fase 8 Batu Hijau dan Elang di masa depan.
Guna mendukung pengoperasian smelter dan peningkatan kapasitas pabrik pengolahan, AMMN juga membangun PLTGU berkapasitas 450 Megawatt. Proyek ini diringi dengan pembangunan fasilitas LNG sebagai pendukungnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News