kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Cermati Saham Pilihan Analis pada Pekan Terakhir Desember 2024


Senin, 23 Desember 2024 / 08:28 WIB
Cermati Saham Pilihan Analis pada Pekan Terakhir Desember 2024
ILUSTRASI. Suasana di main hall Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu (13/11/2024). Suka cita perayaan Natal masih belum menyebar ke pasar saham. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terseret jatuh hingga balik ke bawah level 7.000.


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Suka cita perayaan Natal masih belum menyebar ke pasar saham. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terseret jatuh hingga balik ke bawah level 7.000, tepatnya di posisi 6.983,86, setelah ambles sedalam -4,65% sepanjang pekan lalu.

Dalam tujuh perdagangan terakhir, IHSG hanya sekali ditutup menguat. Itu pun dengan kenaikan tipis 0,09% pada Jumat (20/12). Di sisi lain, pasar saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) akan memasuki pekan pendek dengan libur dan cuti bersama Hari Raya Natal pada Rabu (25/12) dan Kamis (26/12).

Investment Analyst Infovesta Kapital Advisori Ekky Topan mengamati tekanan pada IHSG terjadi karena hantaman sentimen negatif dari dalam maupun luar negeri. Dari dalam negeri, sentimen yang paling menjadi sorotan publik adalah kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12% mulai 1 Januari 2025.

Baca Juga: Simak Rekomendasi Saham Pilihan Analis untuk Akhir Pekan Ini, Jumat (30/8)

Sedangkan dari eksternal, sentimen yang signifikan adalah arah suku bunga pada tahun 2025, terutama dari The Fed. Bank sentral Amerika Serikat (AS) tersebut memangkas ekspektasi penurunan suku bunga dari semula tiga hingga empat kali menjadi hanya dua kali saja.

Oktavianus Audi, Vice President Marketing, Strategy and Planning Kiwoom Sekuritas Indonesia punya pandangan serupa. Dia melihat menjelang tutup tahun 2024, arah kebijakan bank sentral terkait suku bunga acuan menjadi sentimen yang mendominasi pasar saham. 

Pasca Federal Open Market Committee (FOMC) pekan lalu, diproyeksikan hanya akan terjadi dua kali pemangkasan suku bunga atau sebesar 50 basis points pada tahun 2025. Di samping arah suku bunga acuan, pelaku pasar juga akan mencermati perkembangan tingkat inflasi dan realisasi kebijakan dari Presiden terpilih AS, Donald Trump.

Di tengah sentimen tersebut, arus dana keluar dari investor asing (capital outflow) masih mengalir deras dari pasar saham Indonesia. Sepanjang pekan lalu, terjadi aksi jual bersih (net sell) senilai Rp 4,08 triliun di seluruh pasar. Melonjak dari posisi net sell Rp 2,70 triliun pada pekan sebelumnya.

Baca Juga: Arah IHSG & Rekomendasi Saham Pilihan Analis untuk Akhir Pekan Ini (2/8)

Situasi ini pun menghambat datangnya window dressing di akhir tahun 2024. "Dengan melihat sentimen yang masih cenderung menekan pasar sehingga capital outflow masih cukup deras, maka potensi terjadinya window dressing akan cukup berat," kata Audi kepada Kontan.co.id, Minggu (22/12).

Sekalipun terjadi window dressing, Audi menaksir dampak untuk mengangkat IHSG di sisa tahun ini tidak signifikan. Dengan asumsi rata-rata return IHSG dalam 10 tahun terakhir dan melihat posisi terakhir pada perdagangan Jumat (20/12), maka potensi penguatan IHSG hanya di bawah atau sekitar 1%.

Ekky punya pandangan serupa, dengan memproyeksikan IHSG berpeluang naik ke level 7.100 - 7.200 di sisa tahun ini. Skenario paling optimistis IHSG bisa mencapai 7.500 seandainya pasar kembali bangkit secara cepat. 

"Cukup berat bagi pasar untuk menguat setinggi itu di tengah likuiditas yang biasanya menurun saat musim libur. Perbandingan IHSG juga merupakan salah satu indikator ada atau tidaknya window dressing," terang Ekky.



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×