Reporter: Agung Jatmiko | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di awal April ini, Bursa Efek Indonesia (BEI) mengocok ulang komposisi saham yang bisa ditransaksikan melalui fasilitas margin dan short sell. Ada 10 saham baru di daftar efek margin dan 7 saham baru di daftar efek short sell.
Saham margin adalah saham yang boleh ditransaksikan menggunakan fasilitas margin yang disediakan sekuritas. Ini memungkinkan nasabah membeli saham beberapa kali lipat dari jumlah dana yang tersedia.
Adapun short sell artinya, untuk masuk ke saham itu, investor boleh meminjam dana (on margin) untuk menjual saham yang belum dimiliki di harga tinggi. Harapannya, investor akan membeli kembali dan mengembalikan pinjaman saham ke sekuritas pada saat saham turun.
Selain saham yang baru bergabung, totalnya investor bisa bertransaksi margin dan short sell di lebih dari 150 saham di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Analis Paramitra Alfa Sekuritas William Siregar menilai saham yang masuk daftar margin merupakan emiten yang diharapkan berkembang di masa mendatang. Sebab, efek margin digunakan sekuritas untuk memberikan pinjaman ke investor untuk diinvestasikan ke saham yang memiliki prospek bagus.
Namun, menurut dia, saham yang masuk daftar efek margin saat ini tak sepenuhnya punya fundamental bagus. William justru melihat saham yang masuk daftar ini lebih berhubungan dengan faktor likuiditas dan prospek bisnisnya ke depan.
Bagi investor, William merekomendasikan wait and see dulu. Sebab, dari saham yang masuk efek margin, dia tidak melihat ada emiten yang benar-benar memiliki fundamental bisnis atau prospek bisnis yang bagus.
Meski demikian, dari 10 saham yang masuk efek margin, William menilai yang paling menarik dilirik investor berdasarkan prospek bisnis adalah ASGR. Sebab, salah satu bisnis inti ASGR mencakup jasa percetakan digital, di mana produknya bakal laris.
Sebab di tahun ini ada beberapa event yang membutuhkan banyak produknya, seperti Asian Games 2018 dan pilkada langsung. Pertumbuhan bisnisnya mungkin berlanjut hingga 2019, menyongsong pemilu. "Dari kondisi market yang banyak tekanan seperti sekarang, menggunakan efek margin cukup berisiko. Tapi, jika arahnya mid-long term, untuk investasi ya mungkin ASGR cukup menarik," kata William.
Vice President Research Artha Sekuritas Frederik Rasali menilai, saham yang masuk daftar shortsell lebih terfokus pada volume dan nilai transaksi. Secara fundamental, hanya tertulis price earning ratio (PER) tidak lebih 3 kali dari PER market dan price to book value (PBV) tak lebih dari 3 kali PBV market. "Daftarnya cukup banyak sehingga tidak bisa menilai satu per satu. Short selling dapat mengubah likuiditas dan efeknya lebih ke trading daripada investasi," ungkap dia.
Frederik dan William merekomendasikan neutral saham-saham di daftar efek margin dan short sell. "Saya belum dapat merekomendasikan apa-apa saat ini karena tidak ada keputusan rekomendasi saham berdasarkan dapat short sell atau tidak," tutur Frederik.
Tidak banyak pula analis yang mengkaver saham anyar di daftar efek margin dan short sell. Dari sedikit saham yang terkaver itu adalah WEGE.
Analis Mega Capital Sekuritas Danny Eugene, dalam riset per 28 Maret 2018, memberikan rekomendasi strong buy untuk WEGE, salah satu saham yang baru masuk daftar efek margin dan short sell.
Menurut Danny, sepanjang tahun lalu WEGE mencatatkan kinerja jauh lebih tinggi daripada estimasinya. Kontrak baru WEGE tumbuh 68,7% menjadi Rp 7,3 triliun. Total pendapatan menanjak 102,2% menjadi Rp 3,9 triliun. Adapun laba bersihnya melonjak 105,9% menjadi Rp 295 miliar.
Danny pun merevisi target kinerja WEGE di tahun ini. Menurut analisa Danny, ada peluang pendapatan anak usaha PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) ini naik 12,9% menjadi Rp 5 triliun tahun ini, dari sebelumnya senilai Rp 4,4 triliun. Adapun laba bersih WEGE diproyeksikan bisa naik 29,3% menjadi Rp 366 miliar dari prediksi sebelumnya hanya Rp 283 miliar.
Mega Capital menaikkan target harga saham WEGE untuk 12 bulan jadi Rp 490 per saham dari sebelumnya Rp 386 per saham. Harga saham WEGE kemarin ditutup menyusut 2,99% menjadi Rp 260 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News