Reporter: Hasbi Maulana | Editor: Hasbi Maulana
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Optimisme bursa saham ketika perdagangan dibuka pada Rabu, 4 April 2018, kemarin, ternyata tidak berlanjut sampai akhir. Setelah konsisten menurun sepanjang hari, akhirnya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) turun 71,92 poin (-1,15%) ke level 6.157,10.
Seperti biasa, LQ45, indeks saham di BEI yang beranggotakan 45 saham dengan kapitalisasi pasar terbesar dan terlikuid, ikut longsor. Turun 13,69 point menuju level 1.003,66; angka indeks LQ45 anjlok -1,35%.
Meski laju penurunan IHSG kemarin konsisten dan cukup tebal, penghuni daftar 10 saham LQ45 dengan nilai PER terkecil relatif tidak berubah ketimbang daftar sebelumnya. Namun demikian ada sebagian saham yang bertukar posisi akibat perbedaan laju penurunan harga tadi.
Bumi Resources Tbk (BUMI), Indika Energy Tbk (INDY), dan Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) masih menempati tiga besar saham LQ45 dengan PER positif terkecil secara berurutan. Disusul kemudian oleh SRIL, PTBA, WSKT, ADRO, WSBP, BBNI, dan PTPP.
Satu hal penting yang berbeda dari sebelum-sebelumnya, Rabu (4/4) kemarin seluruh penghuni daftar 10 saham LQ45 dengan PER terkecil (3 Aril 2018) mengalami penurunan harga! Tak ada satu pun saham yang naik harga maupun tak mengalami perubahan.
Salah satu penurunan terdalam dialami oleh saham Bank BNI Tbk (BBNI). Satu-satunya saham bank pelat merah yang masuk daftar ini turun harga dari Rp 8.625 ke Rp 8.275 per saham (-4,05%).
Mungkin lantaran itu pula, posisi BBNI bergeser ke urutan kesembilan, bertukar tempat dengan saham PP Tbk (PTPP) yang kini berada di urutan kesepuluh. Saham PTPP kemarin turun dari Rp 2.750 ke Rp 2.670 per saham (-2,9%).
Price earning ration (PER) adalah perbandingan antara harga saham dengan laba bersih per saham. Penurunan harga saham di bursa secara otomatis akan menurunkan pula nilai PER kalau pada saat yang sama belum terjadi perubahan laba bersih per saham.
Secara umum ada anggapan bahwa semakin kecil angka PER maka semakin murah pula harga saham tersebut dibanding saham-saham lain dalam sektor usaha yang sama.
Meski demikian PER adalah gambaran kinerja di masa lalu. Tidak ada jaminan bahwa PER di masa terdahulu akan mencerminkan kinerja serupa di masa depan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News