Reporter: Aulia Ivanka Rahmana | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja emiten farmasi pada tahun ini diperkirakan netral. Mayoritas kinerja sektor farmasi dan riset kesehatan sepanjang 2023 relatif melambat dibanding tahun sebelumnya.
CEO Edvisor Profina Visindo Praska Putrantyo mengatakan tren perlambatan tersebut sejalan dengan era berakhirnya pandemi sehingga euforia permintaan terhadap produk-produk kesehatan mulai melambat.
"Secara perkembangan industri alat kesehatan dan farmasi, tren terus membaik, hal ini justru terlihat pada kinerja emiten-emiten yang tampak membaik di sepanjang 2023," kata Praska kepada Kontan.co.id, Minggu (28/1).
Baca Juga: Berpeluang Jadi Blue Chip, 4 Saham Ini Masuk Indeks LQ45, Cek Rekomendasi Analis
Daya beli konsumen juga berpengaruh terhadap kinerja emiten farmasi, karena permintaan terhadap produk-produk kesehatan nampaknya belum dominan.
Hal tersebut bisa menjadi bonus prospek jangka panjang bagi potensi pertumbuhan emiten-emiten farmasi, terlebih mayoritas kontribusi ditopang dari penjualan lokal.
"Tentu dengan membaiknya daya beli konsumen, pertumbuhan ekonomi, dan preferensi pada produk-produk kesehatan dalam jangka panjang bisa mendiring pertumbuhan kinerja ke depannya," tuturnya.
Senior Investment Information Mirae Aset Sekuritas Indonesia, Nafan Aji Gusta mengatakan, dengan dijalinnya kerjasama antar negara lain, emiten farmasi mampu meningkatkan penetrasi obat-obatan ke kawasan Timur Tengah maupun di Afrika.
"Karena ini juga sebagai bagian dari komitmen pada kerjasama atau hubungan bilateral," kata Nafan kepada Kontan.co.id, Minggu (28/1).
Secara teknikal, Nafan merekomendasikan hold untuk beberapa saham emiten farmasi.
Pada saham PT Kalbe Farma Tbk (KLBF), Nafan merekomendasikan hold dengan target harga Rp 1.600 per saham, lalu, hold saham PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) dengan target harga Rp 520 per saham.
Kemudian, hold saham PT Phapros Tbk (PEHA) dengan target harga Rp 560 per saham, hold saham PT Indofarma Tbk (INAF) dengan target harga Rp 456 per saham, dan hold saham PT Kimia Farma Tbk (KAEF) dengan target harga Rp 870 per saham.
Sementara, Praska merekomendasikan buy saham PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) dengan target harga Rp 565 - Rp 635 per saham dan buy saham PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) dengan target harga Rp 1.675 - Rp 1.805 per saham.
Baca Juga: Empat Saham Ditendang, Simak Daftar Lengkap Saham IDX30 Periode Februari-Juli 2024
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News