Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Yudho Winarto
Di sisi lain, jika emiten mengandalkan recurring revenue dari pendapatan sewa, kenaikan inflasi akan menurunkan daya beli masyarakat. Sehingga intensitas kunjungan mall berpotensi menurun dan berpengaruh terhadap occupancy rate pusat perbelanjaan.
Baca Juga: Prediksi IHSG Jumat (4/11) Turun, Ini Saham Pilihan Analis Untuk Dapat Cuan
"Saat ini pergerakan saham emiten sektor properti masih terbatas karena belum adanya sentimen yang dapat menjadi booster hingga akhir tahun nanti," imbuh Ratih.
Namun, emiten properti tetap punya prospek yang menarik. Pasalnya, secara historis setelah commodity boom yang saat ini sedang terjadi siklus selanjutnya adalah tingginya permintaan properti.
"Penambang dan investor yang telah memiliki dana lebih akibat keuntungan dari meningkatnya harga komoditas berpotensi mengalihkan sebagian dananya untuk investasi pada aset properti," kata Ratih.
Adapun secara teknikal, Ratih menyoroti pergerakan saham CTRA, SMRA, dan APLN. Berikut rekomendasinya:
CTRA:
Buy on Weakness di area Rp 900 - Rp 910 dengan target harga pada resistance terdekat di level Rp 980. Pertimbangkan cut loss apabila break support pada area di level harga Rp 890.
Buy on Weakness di area Rp 550 - Rp 560 dengan target harga pada resistance terdekat di level Rp 620. Pertimbangkan cut loss apabila break support pada area di level harga Rp 530.
Sell on High dengan target harga pada resistance di level Rp 170 serta pertimbangkan support di level harga Rp 150 - Rp 147.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News