kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

CDS Indonesia kembali turun akibat pengaruh beragam sentimen


Minggu, 17 Maret 2019 / 17:26 WIB
CDS Indonesia kembali turun akibat pengaruh beragam sentimen


Reporter: Dimas Andi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Persepsi risiko investasi di Indonesia kembali mengalami perbaikan. Ini terbukti dari turunnya nilai credit default swap (CDS) Indonesia dalam beberapa waktu terakhir. Sejumlah sentimen dari eksternal dan internal menjadi pemicu penurunan CDS Indonesia.

Berdasarkan data Bloomberg, CDS Indonesia tenor 5 tahun berada di level 85,335 pada Jumat (17/3). Sehari sebelumnya, CDS tenor 5 tahun bertengger di level 83,751 atau level terendah sepanjang tahun ini.

Terhitung sejak 1 Maret lalu, CDS tenor 5 tahun mengalami tren penurunan dan terus berada di bawah level 100, kecuali pada tanggal 8 Maret lalu yang berada di level 103,824.

Penurunan juga terjadi pada CDS Indonesia tenor 10 tahun hingga ke level 174,375 pada Kamis lalu. Sebelumnya, pada 5 Maret silam CDS tenor 10 tahun berada di level terendahnya yaitu 167,210.

Ekonom PT Pemeringkat Efek Indonesia Fikri C. Permana mengatakan, CDS Indonesia sudah memasuki tren penurunan sejak AS dan China melakukan negosiasi dagang secara intens. Walau proses negosiasi kedua negara cenderung alot hingga berlarut-larut, kondisi tersebut sudah jauh lebih baik ketimbang tahun lalu.

Bahkan, menurut Fikri, CDS tenor 5 tahun seharusnya mampu turun ke bawah level 100 lebih cepat. Sebab, fundamental ekonomi Indonesia masih tergolong baik dibandingkan dengan negara berperingkat utang yang sama. “Ini dipertegas oleh pengumuman dari Fitch bahwa peringkat utang Indonesia tetap BBB,” ujar dia, Jumat (15/3).

Selain itu, risiko masih berlanjutnya defisit neraca transaksi berjalan Indonesia di kuartal I 2019 tampak sudah bisa diredam. Pasalnya, kurs rupiah sejauh ini masih terjaga di bawah level Rp 14.500 per dollar AS. Para pelaku pasar juga melihat pemerintah dan Bank Indonesia terus melakukan upaya perbaikan neraca transaksi berjalan.

Head of Fixed Income Fund Manager Prospera Asset Management Eric Sutedja menambahkan, sentimen eksternal lain yang mempengaruhi penurunan CDS Indonesia adalah semakin kecilnya kemungkinan kenaikan suku bunga acuan AS pada tahun ini.

“Probabilitas kenaikan suku bunga acuan oleh The Fed kurang dari 10% sampai akhir tahun nanti,” imbuh Eric, akhir pekan lalu.

Ia juga menyebut, tak hanya The Fed yang berpeluang tidak menaikkan lagi suku bunga acuan di tahun ini. Sejumlah bank sentral lain juga kemungkinan melakukan hal yang sama, seperti European Central Bank (ECB).

Sentimen tersebut secara umum juga memicu penurunan CDS di negara-negara emerging market lainnya. Di India misalnya, CDS tenor 5 tahun negara tersebut menyentuh level terendahnya yakni 78,140 pada Kamis kemarin.

Lantas, penurunan CDS Indonesia turut berdampak positif bagi pasar obligasi dalam negeri. Lihat saja, yield SUN seri acuan 10 tahun masih mengalami tren penurunan dan berada di level 7,77% pada akhir pekan lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×