kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.491.000   3.000   0,20%
  • USD/IDR 15.520   70,00   0,45%
  • IDX 7.649   21,99   0,29%
  • KOMPAS100 1.191   3,68   0,31%
  • LQ45 949   0,60   0,06%
  • ISSI 231   1,38   0,60%
  • IDX30 486   0,61   0,12%
  • IDXHIDIV20 584   0,36   0,06%
  • IDX80 136   0,39   0,29%
  • IDXV30 142   0,69   0,49%
  • IDXQ30 162   0,37   0,23%

Cara Optimalkan Keuntungan Investasi Obligasi Disaat Suku Bunga Turun


Rabu, 16 Oktober 2024 / 08:08 WIB
Cara Optimalkan Keuntungan Investasi Obligasi Disaat Suku Bunga Turun
(Dari kanan) Chief of Development PT Moduit Digital Indonesia Edina Saputra bersama Head of Investment & Insurance Product PT Bank DBS Indonesia Djoko Soelistyo berbincang-bincang dalam peresmian kerja sama Bank DBS Indonesia dan Moduit di Jakarta, Selasa (15/10/2024).


Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Investasi obligasi tidak kalah menarik dibandingkan instrumen investasi lainnya. Investor bisa mengoptimalkan keuntungan dari investasi obligasi, bila menerapkan strategi yang sesuai. 

Head of Investment & Insurance Product PT Bank DBS Indonesia Djoko Soelistyo mengatakan, obligasi merupakan salah satu pilihan instrumen investasi menarik. Hal itu karena obligasi memiliki berbagai keunggulan seperti kupon, jangka waktu, fleksibilitas, serta harga.

Djoko menjelaskan, kupon obligasi yang bersifat tetap (fixed rate) ataupun mengambang dengan batas waktu (floating with floor) keduanya tetap memiliki potensi pengembalian menarik.

Baca Juga: Tips Optimalkan Keuntungan Investasi Obligasi Saat Suku Bunga Turun

Obligasi juga memiliki jangka waktu beragam khususnya di pasar sekunder karena tersedia dalam jangka waktu terpanjang hingga 50 tahun untuk obligasi mata uang asing dan jangka waktu hingga 40 tahun untuk obligasi mata uang rupiah. Jangka waktu ini memperluas pilihan tenor obligasi.

Kemudian, Djoko melanjutkan, obligasi juga memiliki fleksibilitas salah satunya dapat dicairkan sebelum jatuh tempo. Sehingga, ketika ada kebutuhan mendesak, investor dapat menarik dana tanpa perlu menunggu jatuh tempo berakhir.

Selain itu, investor bisa memanfaatkan fluktuasi harga obligasi untuk mendapatkan keuntungan selisih harga. Namun demikian, investasi obligasi sebaiknya diperuntukkan kebutuhan jangka menengah panjang agar terhindar dari volatilitas harga.

Djoko menerangkan, secara teoritis, harga obligasi berbanding terbalik dengan pergerakan imbal hasil (yield) obligasi. Sehingga, penurunan yield seiring tren penurunan suku bunga berpotensi mengerek harga obligasi ke depannya.

Baca Juga: Suku Bunga Turun, Cermati Dampaknya pada Bisnis Perbankan, Pasar Saham dan Rupiah

"Dengan kata lain, investor sangat direkomendasikan beli obligasi saat ini karena suku bunga akan turun. Siapa tahu harga obligasi akan naik," kata Djoko dalam paparannya dalam paparannya di acara Bank DBS dan Moduit, Selasa (15/10).

Untuk memulai investasi obligasi, Djoko menyebutkan, pertama penting bagi investor untuk menentukan tujuan investasi supaya tahu produk yang sesuai. Misalnya, bila investor menginginkan imbal hasil investasi bisa diperoleh dalam jangka waktu 1-2 tahun, maka lebih cocok berinvestasi di obligasi jangka pendek.

Kedua, penting bagi investor untuk memperhatikan penerbit dari obligasi khususnya obligasi korporasi. Profil dari perusahaan penerbit obligasi perlu ditelisik agar terhindar dari kemungkinan buruk seperti gagal bayar. Sementara itu, obligasi pemerintah cenderung aman karena dijamin oleh negara.

Ketiga, investor harus memahami bahwa risiko juga bisa terjadi dalam berinvestasi obligasi. Investor harus siap bila harga obligasi naik atau turun, walau sebenarnya fluktuasi tersebut juga bisa menjadi peluang untuk trading.

Chief of Development Moduit Edina Saputra menambahkan, guna memanfaatkan keuntungan investasi obligasi secara umum mirip dengan instrumen investasi lainnya. Utamanya, investor perlu memahami terlebih dahulu profil risiko dan tujuan investasi pribadi.

"Apakah tipe investor yang mencari return stabil per bulan, dan tidak masalah untuk hold to maturity. Atau tipe yang memanfaatkan harga, yield ataupun durasi," ujar Edina dalam kesempatan yang sama.

Edina menuturkan, banyak strategi yang bisa dilakukan untuk berinvestasi surat utang atau obligasi. Misalnya melakukan trading dengan cara membeli saat harga obligasi di posisi rendah dan menjualnya saat harga bergerak naik.

Baca Juga: Berharap Tech Winter Reda Setelah Suku Bunga Turun

Adapun PT Bank DBS Indonesia (Bank DBS Indonesia) baru saja meresmikan kerja sama dengan PT Moduit Digital Indonesia (Moduit) dalam penyediaan obligasi khususnya di pasar sekunder, Selasa (15/10). Masyarakat kini dapat berinvestasi di 100+ pilihan Obligasi Pasar Sekunder yang disediakan Bank DBS Indonesia di aplikasi Moduit.

Djoko menilai, investasi di pasar perdana maupun di pasar sekunder keduanya sama-sama layak dicoba. Yang jelas, pilihan produk investasi obligasi tersebut sesuai dengan profil dan tujuan investor.

Menurut dia, investor konservatif khususnya yang baru pertama berinvestasi sebaiknya memilih obligasi di pasar perdana terlebih dahulu seperti seri SBN Ritel diantaranya ORI, SR ataupun ST karena jangka waktunya pendek.

Baca Juga: Investasi ORI026 Berikan Kupon Mulai 6,30%, Mudah Belinya Pakai BRImo

Sementara itu, bagi investor yang sudah punya cukup pengalaman bisa memilih obligasi sekunder dengan jangka waktu lebih panjang. Biasanya obligasi tenor panjang memiliki tingkat kupon lebih tinggi daripada obligasi tenor pendek.

Selanjutnya: AMMN dan ANTM Teratas, Intip Saham yang Banyak Dijual Asing Kemarin

Menarik Dibaca: Cara Mudah dan Cepat Melihat History TikTok saat FYP Ter-Resfesh Sendiri

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Penerapan Etika Dalam Penagihan Kredit Macet Eksekusi Jaminan Fidusia Pasca Putusan MK

[X]
×