kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.917   13,00   0,08%
  • IDX 7.199   58,54   0,82%
  • KOMPAS100 1.106   11,37   1,04%
  • LQ45 878   11,64   1,34%
  • ISSI 221   1,06   0,48%
  • IDX30 449   6,23   1,41%
  • IDXHIDIV20 540   5,82   1,09%
  • IDX80 127   1,42   1,13%
  • IDXV30 134   0,44   0,33%
  • IDXQ30 149   1,71   1,16%

Cara Optimalkan Keuntungan Investasi Obligasi Disaat Suku Bunga Turun


Rabu, 16 Oktober 2024 / 08:08 WIB
Cara Optimalkan Keuntungan Investasi Obligasi Disaat Suku Bunga Turun
(Dari kanan) Chief of Development PT Moduit Digital Indonesia Edina Saputra bersama Head of Investment & Insurance Product PT Bank DBS Indonesia Djoko Soelistyo berbincang-bincang dalam peresmian kerja sama Bank DBS Indonesia dan Moduit di Jakarta, Selasa (15/10/2024).


Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Investasi obligasi tidak kalah menarik dibandingkan instrumen investasi lainnya. Investor bisa mengoptimalkan keuntungan dari investasi obligasi, bila menerapkan strategi yang sesuai. 

Head of Investment & Insurance Product PT Bank DBS Indonesia Djoko Soelistyo mengatakan, obligasi merupakan salah satu pilihan instrumen investasi menarik. Hal itu karena obligasi memiliki berbagai keunggulan seperti kupon, jangka waktu, fleksibilitas, serta harga.

Djoko menjelaskan, kupon obligasi yang bersifat tetap (fixed rate) ataupun mengambang dengan batas waktu (floating with floor) keduanya tetap memiliki potensi pengembalian menarik.

Baca Juga: Tips Optimalkan Keuntungan Investasi Obligasi Saat Suku Bunga Turun

Obligasi juga memiliki jangka waktu beragam khususnya di pasar sekunder karena tersedia dalam jangka waktu terpanjang hingga 50 tahun untuk obligasi mata uang asing dan jangka waktu hingga 40 tahun untuk obligasi mata uang rupiah. Jangka waktu ini memperluas pilihan tenor obligasi.

Kemudian, Djoko melanjutkan, obligasi juga memiliki fleksibilitas salah satunya dapat dicairkan sebelum jatuh tempo. Sehingga, ketika ada kebutuhan mendesak, investor dapat menarik dana tanpa perlu menunggu jatuh tempo berakhir.

Selain itu, investor bisa memanfaatkan fluktuasi harga obligasi untuk mendapatkan keuntungan selisih harga. Namun demikian, investasi obligasi sebaiknya diperuntukkan kebutuhan jangka menengah panjang agar terhindar dari volatilitas harga.

Djoko menerangkan, secara teoritis, harga obligasi berbanding terbalik dengan pergerakan imbal hasil (yield) obligasi. Sehingga, penurunan yield seiring tren penurunan suku bunga berpotensi mengerek harga obligasi ke depannya.

Baca Juga: Suku Bunga Turun, Cermati Dampaknya pada Bisnis Perbankan, Pasar Saham dan Rupiah

"Dengan kata lain, investor sangat direkomendasikan beli obligasi saat ini karena suku bunga akan turun. Siapa tahu harga obligasi akan naik," kata Djoko dalam paparannya dalam paparannya di acara Bank DBS dan Moduit, Selasa (15/10).

Untuk memulai investasi obligasi, Djoko menyebutkan, pertama penting bagi investor untuk menentukan tujuan investasi supaya tahu produk yang sesuai. Misalnya, bila investor menginginkan imbal hasil investasi bisa diperoleh dalam jangka waktu 1-2 tahun, maka lebih cocok berinvestasi di obligasi jangka pendek.

Kedua, penting bagi investor untuk memperhatikan penerbit dari obligasi khususnya obligasi korporasi. Profil dari perusahaan penerbit obligasi perlu ditelisik agar terhindar dari kemungkinan buruk seperti gagal bayar. Sementara itu, obligasi pemerintah cenderung aman karena dijamin oleh negara.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×