Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bursa Efek Indonesia (BEI) mengumumkan realisasi pembelian saham (buyback) berdasarkan Surat Edaran OJK Nomor 3/SEOJK.04/2020 mencapai 59 emiten dengan total nilai pelaksanaan buyback sebesar Rp 4,05 triliun.
Untuk diketahui, surat edaran ini mengatur pembelian kembali atau buyback saham dalam kondisi pasar yang berfluktuasi secara signifikan. Isi dari edaran itu adalah merelaksasi pembelian kembali atau buyback, yang dapat dilakukan tanpa terlebih dahulu memperoleh persetujuan rapat umum pemegang saham (RUPS).
Lantas, apakah buyback ini efektif dalam menahan kejatuhan bursa saham?
Analis Panin Sekuritas William Hartanto menilai, relaksasi ini cukup ampuh dan setidaknya berhasil membuat IHSG menguat beberapa bulan. “Penguatan paling terasa di awal-awal bulan pasca emiten mengumumkan buyback,” ujar William kepada Kontan.co.id, Rabu (30/9).
Baca Juga: BEI: Realisasi buyback tanpa RUPS mencapai Rp 4,05 triliun
Di sisi lain, Presiden Direktur CSA Institute Aria Santoso menilai, buyback tidak menjadi mekanisme utama dalam mendorong kenaikan IHSG selama ini. “Sebab, pada saham yang berencana melakukan buyback, ada kisaran rentang harga yang menjadi batasan untuk buyback dan hanya menyerap saham di bawah harga tersebut,” ujar Aria saat dihubungi Kontan.co.id.
Aria menilai, ada sentimen lain yang berperan dalam menopang pergerakan IHSG, antara lain adalah stimulus yang digulirkan pemerintah. Untuk diketahui, beragam stimulus telah digelontorkan pemerintah untuk mengatasi dampak pagebluk di masyarakat, mulai dari dana pemulihan ekonomi nasional (PEN), hingga subsidi gaji untuk pekerja dengan penghasilan di bawah Rp 5 juta.
Selain itu, harapan akan adanya pemulihan bisnis karena ketersediaan vaksin Covid-19 juga menjadi angin segar bagi IHSG. Hanya saja, Aria menilai saat ini belum dapat dipastikan sejauh mana dampak dari efektifitas dan kecepatan pelaksanaan vaksinasi kepada masyarakat.
Baca Juga: Begini rekomendasi analis untuk saham-saham indeks LQ45