kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Begini rekomendasi analis untuk saham-saham indeks LQ45


Rabu, 30 September 2020 / 20:39 WIB
Begini rekomendasi analis untuk saham-saham indeks LQ45
ILUSTRASI. Pada perdagangan hari ini, Rabu (30/9) indeks LQ45 melemah 0,70%.


Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks yang berisi sederet saham-saham dengan likuiditas tinggi dan fundamental yang oke di Bursa Efek Indonesia (BEI) yaitu indeks LQ45 terkoreksi 27,34% secara year to date. Pada perdagangan hari ini, Rabu (30/9) indeks LQ45 melemah 0,70%.

Penurunan ini bisa jadi peluang untuk memburu saham-saham tersebut. Analis Jasa Utama Capital Sekuritas Chris Apriliony mengungkapkan, ada sejumlah saham LQ45 yang menarik untuk diakumulasi di tengah penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang cukup dalam.

Berdasarkan data RTI, dari awal tahun IHSG sudah melemah 22,69% ke posisi 4.870,04. Chris melihat saham-saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), dan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) menarik untuk dikoleksi.

Secara bisnis, lanjutnya, di tengah pandemi Covid-19 memang perbankan menjadi sektor yang cukup terpukul. Namun secara jangka panjang prospek bisnis perbankan masih cukup bagus.

Baca Juga: Barito Pacific (BRPT) buyback saham, berapa harga wajar sahamnya?

Sementara untuk TLKM, Chris bilang, kinerja perusahaan ini seharusnya tak terlalu terpengaruh oleh adanya pandemi Covid-19. "Sehingga dengan harga saham yang turun membuat saham TLKM terlihat cukup menarik terlebih jika di kaitkan dengan estimasi dividennya," kata Chris, Rabu (30/9).

Sekarang ini, price to earning ratio (PER) TLKM tercatat 11,54 kali, sementara price to book value ratio (PBV) berada di 2,64 kali.

Sementara itu, Analis Philip Sekuritas Anugerah Zamzami Nasr menjagokan saham-saham dari sektor yang terbilang defensif. Saham-saham tersebut meliputi PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP), PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR), TLKM, dan PT Kalbe Farma Tbk (KLBF).

Selain itu, saham PT Gudang Garam Tbk (GGRM), PT United Tractors Tbk (UNTR), dan PT Bukit Asam Tbk (PTBA) juga bisa dicermati. Zamzami menjelaskan, saham-saham tersebut menarik untuk diakumulasi lantaran secara kinerja konsisten mencatat pertumbuhan dari tahun ke tahun dan memiliki posisi keuangan yang kuat.

Baca Juga: Saham-saham ini ketiban untung bila omnibus law disahkan

Misalnya saja Indofood Sukses Makmur yang membukukan kenaikan penjualan neto konsolidasi sebesar 2% menjadi Rp 39,38 triliun pada semster pertama tahun ini, ketimbang Rp 38,61 triliun pada periode yang sama tahun lalu. Sejalan dengan itu, laba usaha INDF juga tumbuh hingga 17% menjadi Rp 5,63 triliun pada semester 1 2020 dari Rp 4,79 triliun pada periode yang sama tahun 2019.

Selanjutnya, Unilever Indonesia juga mengantongi penjualan bersih sebesar Rp 21,77 triliun pada semester I-2020 atau naik 1,44% bila dibandingkan dengan semester I-2019 yang sebesar Rp 21,45 triliun.

Tak hanya dilihat dari kinerjanya, sekarang ini nilai dari saham-saham itu sudah terdiskon. Zamzami merekomendasikan pelaku pasar untuk dapat akumulasi saham INDF dengan target harga Rp 8.700, UNTR dengan target harga Rp 25.700, ICBP dengan target harga Rp 12.000, TLKM dengan target harga Rp 3.900, KLBF dengan target harga Rp 1.730, GGRM dengan target harga Rp 57.500, UNVR dengan target harga Rp 8.900, dan PTBA dengan target harga Rp 2.360.

Baca Juga: IHSG bisa menguat pada Kamis (1/10) jika bisa menembus resistance

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×