kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.503.000   7.000   0,47%
  • USD/IDR 15.510   29,00   0,19%
  • IDX 7.751   15,91   0,21%
  • KOMPAS100 1.205   2,84   0,24%
  • LQ45 962   3,32   0,35%
  • ISSI 234   0,74   0,32%
  • IDX30 494   1,67   0,34%
  • IDXHIDIV20 593   2,52   0,43%
  • IDX80 137   0,32   0,23%
  • IDXV30 142   -0,47   -0,33%
  • IDXQ30 164   0,41   0,25%

Bursa Australia Ditutup Turun Jumat (18/10), Properti China Menekan Pertambangan


Jumat, 18 Oktober 2024 / 13:40 WIB
Bursa Australia Ditutup Turun Jumat (18/10), Properti China Menekan Pertambangan
ILUSTRASI. A bell used for official ceremonies hangs from a wall inside the Australian Securities Exchange (ASX) in Sydney, Australia, March 17, 2016. REUTERS/David Gray/File Photo


Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - Bursa saham Australia turun pada Jumat (18/10), mundur dari penutupan rekor sehari sebelumnya. Dipicu akibat stimulus yang tidak memadai dari China dan terus melemahnya sektor properti China, yang membebani saham perusahaan tambang.

Melansir Reuters, indeks S&P/ASX 200 ditutup turun 0,9% ke level 8.283,2. Namun, kenaikan 0,9% yang tercatat pada Kamis (17/10) berhasil membuat indeks ini naik 0,8% selama sepekan.

Baca Juga: Bursa Asia Mixed, Investor Cermati Rilis Data Ekonomi China

Saham-saham sektor pertambangan yang memiliki bobot besar turun 1,6%, mencatat kerugian untuk sesi ketiga berturut-turut, karena stimulus China yang rendah menekan harga bijih besi.

China adalah mitra dagang utama Australia dan permintaan komoditas sangat dipengaruhi oleh kinerja ekonomi negara tersebut.

"Perusahaan tambang terkena dampak terburuk oleh pertumbuhan GDP China yang mengecewakan dan pembaruan pasar properti yang suram, yang keduanya menunjukkan prospek permintaan komoditas yang berhati-hati," kata Hebe Chen, analis pasar di IG.

Baca Juga: Wall Street Mixed, Dow Jones Cetak Rekor Lagi Didukung Data Ekonomi AS

Ekonomi China tumbuh 4,6% pada kuartal Juli-September, sedikit di atas perkiraan 4,5% dalam survei Reuters, namun di bawah laju 4,7% pada kuartal sebelumnya.

Meski begitu, harga rumah baru turun pada laju tercepat sejak 2015, menunjukkan kelemahan berkelanjutan di sektor properti, yang merupakan pengguna utama baja.

Raksasa sektor pertambangan seperti BHP Group dan Rio Tinto masing-masing turun 2% dan 0,9%. Sub-indeks sektor ini telah mencatat penurunan selama tiga minggu berturut-turut, dengan penurunan 0,7% pekan ini.

Sektor keuangan yang sensitif terhadap suku bunga berakhir datar. Bank terbesar, Commonwealth Bank of Australia, naik 0,3%, sementara ANZ Group turun 0,7%.

Sub-indeks perbankan naik 4,1% pekan ini, mencatat kenaikan terbesar sejak pekan yang berakhir pada 16 Agustus.

Baca Juga: Bursa Australia Catatkan Rekor Penutupan Tertinggi Kamis (17/10)

Sektor utilitas turun 3,5%, mencapai level terendah dalam lebih dari sebulan. Saham Origin Energy turun 2%, sementara APA Group anjlok 5,9%.

Saham-saham energi juga melemah 1,2%, dengan Woodside Energy dan Santos masing-masing turun 1,2% dan 1%.

Di tempat lain, Indeks acuan S&P/NZX 50 di Selandia Baru naik 0,4% dan berakhir di level 12.823,89. Namun, indeks ini mengalami penurunan 0,2% pekan ini, menghentikan tren kenaikan dua pekan sebelumnya.

Selanjutnya: Menjaga Momentum Ekspor: Kopi Indonesia Tetap Menjadi Primadona Pasar Dunia

Menarik Dibaca: Cuaca Besok Sabtu (19/10) di Yogyakarta Hujan Ringan di Wilayah Ini

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Efficient Transportation Modeling (SCMETM) Penerapan Etika Dalam Penagihan Kredit Macet

[X]
×