Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - Indeks saham Australia ditutup nyaris stagnan pada perdagangan Senin (13/5), karena penguatan saham pertambangan berhasil mengimbangi tekanan di sektor kesehatan.
Tekanan muncul setelah Presiden AS Donald Trump menyatakan akan menandatangani perintah eksekutif untuk menurunkan harga obat resep.
Melansir Reuters, Indeks S&P/ASX 200 hanya naik tipis 0,03% ke level 8.233,5, setelah sempat menyentuh level tertinggi dua bulan di awal sesi.
Baca Juga: Bursa Korea Selatan Naik Lebih dari 1% Senin (12/5), Berkat Optimisme Dagang AS-China
Sektor kesehatan melemah 1,4%, ke posisi terendah sejak akhir April. Pernyataan Trump pada Minggu bahwa AS akan menyesuaikan harga obat resep ke level negara-negara maju lainnya yang disebutnya 30% hingga 80% lebih rendah menekan saham-saham farmasi.
Perusahaan kesehatan Australia seperti CSL Ltd dan Mayne Pharma Group terdampak signifikan, karena sebagian besar pendapatan mereka berasal dari pasar AS.
“Tekanan terhadap sektor kesehatan terus meningkat seiring dorongan Washington untuk menyamakan harga obat secara global,” kata Tim Bingham, manajer portofolio di DNR Capital.
Saham kesehatan Australia telah anjlok hampir 10% sejak awal tahun, sementara ASX 200 justru naik 1% pada periode yang sama.
Baca Juga: Bursa Saham Pakistan Terkena Trading Halt, Usai Indeks Melejit Hampir 9%
Saham CSL turun 1,7%, Cochlear melemah 0,7%, dan Mayne Pharma jatuh 3,1%.
Di sisi lain, saham pertambangan naik 0,9%, mengikuti kenaikan harga bijih besi setelah hasil positif dari pembicaraan dagang AS-China meningkatkan sentimen investor global.
Saham BHP menguat 2,3% dan Rio Tinto naik 2,1%.
Namun, saham emas turun 3,2% ke level terendah dalam sepekan, menyusul berkurangnya permintaan aset aman (safe haven) setelah meredanya tensi geopolitik. Saham Evolution Mining merosot 3,7%.
Baca Juga: Pasar Saham India Meroket: Dampak Gencatan Senjata India-Pakistan
Fokus pasar kini beralih pada rilis data pengangguran Australia yang dijadwalkan Kamis pekan ini.
Sementara itu, indeks acuan S&P/NZX 50 Selandia Baru menguat 0,6% ke 12.676,75.
Selanjutnya: Ilmuwan Peringatkan: Gunung Berapi Raksasa di AS akan Meletus dalam Waktu Dekat!
Menarik Dibaca: PT PGE Targetkan Jadi Produsen Utama Hidrogen Hijau di Indonesia
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News