Sumber: Bloomberg | Editor: Yudho Winarto
TOKYO. Bursa Asia merosot seiring laporan data manufaktur China yang tidak menggembirakan. Di tambah dengan meningkatnya ketegangan di Timur Tengah antara Arab Saudi dengan Iran, investor pun berlomba menghindari aset berisiko.
Indeks Asia Pacific jatuh 1,8%, menuju penurunan terdalam sejak 29 September. Begitu pula, indeks Shanghai Composite jatuh 3,9%, memperpanjang kerugian setelah data PMI Manufaktur China tiba-tiba jatuh.
Indeks PMI Manufacturing Caixin China turun ke angka 48,2 bulan lalu, di bawah perkiraan ekonom untuk 48,9. Angka itu mengikuti angka resmi yang dirilis Jumat yang menunjukkan PMI merayap hingga angka 49,7. Angka ini juga di bawah perkiraan yakni 49,8. Sebagai tambahan informasi, angka indeks di bawah 50 menunjukkan penurunan.
Aset haven dari emas untuk Treasuries menguat, dengan yen menyentuh level terkuat sejak Oktober, sementara dollar Selandia Baru merosot.
Harga minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) naik 2,1 % dipicu memanasnya politik Timur Tengah. Arab Saudi mengusir diplomat Iran dari negara itu setelah kedutaannya di Teheran diserang setelah eksekusi seorang ulama Syiah terkemuka oleh Saudi.
Masayuki Otani, Chief Market Stategist Securities Japan Inc melihat ketegangan Arab Saudi dan Iran positif bagi harga minyak. “Tetapi ketegangan ini meningkatkan risiko geopolitik, artinya negatif secara keseluruhan bagi pasar keuangan,” ujarnya.
Di sisi lain, indeks Topix Jepang kehilangan 2,1 % dan indeks Hang Seng Hong Kong turun 2,3 %. Indeks acuan Taiwan tenggelam 2,1 %. Di Singapura indeks Straits Times melemah 1,4 %.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News