kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45908,54   -10,97   -1.19%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bursa Asia Menguat Pada Rabu (15/11) Pagi, Mengekor Kenaikan Wall Street


Rabu, 15 November 2023 / 08:23 WIB
Bursa Asia Menguat Pada Rabu (15/11) Pagi, Mengekor Kenaikan Wall Street
ILUSTRASI. Bursa Asia menguat pada perdagangan Rabu (15/11) pagi, mengekor kenaikan Wall Street.(Photo by Yoshio Tsunoda/AFLO)


Reporter: Herlina KD | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bursa Asia menguat pada perdagangan Rabu (15/11) pagi, mengekor kenaikan Wall Street setelah rilis data inflasi AS di bawah perkiraan. Hal ini memperkuat spekulasi bahwa siklus kenaikan suku bunga agresif Federal Reserve telah berakhir.

Mengutip Bloomberg, indeks di Jepang, Australia dan Korea Selatan naik lebih dari 1% saat pembukaan perdagangan.

Pukul 08.18 WIB, indeks Nikkei 225 naik 651,73 poin atau 1,99% ke 33.350,56, Hang Seng naik 439,79 poin atau 2,53% ke 17.836,65, Taiex naik 209,75 poin atau 1,24% ke 17.127, Kospi naik 48,45 poin atau 1,99% ke 2.481,41, ASX 200 naik 118,69 poin atau 1,69% ke 7.124,80, Straits Times naik 35,88 poin atau 1,12% ke 3.140,60 dan FTSE Malaysia naik 6,19 poin atau 0,43% ke 1.458,41. 

Baca Juga: Bursa Saham Asia Menguat Selasa (14/11) Pagi, Investor Menunggu Data Inflasi AS

 Para pedagang kini bersiap menghadapi perubahan mendasar dalam lanskap investasi. Prediksi kenaikan suku bunga The Fed sudah turun, bahkan pasar memperkirakan The Fed berpeluang menurunkan suku bunga acuannya sebesar 50 basis poin pada Juli tahun depan.

Pejabat The Fed menyambut data terbaru yang menunjukkan penurunan inflasi, dan menambahkan bahwa masih ada jalan yang harus ditempuh sebelum mencapai target inflasi bank sentral sebesar 2%.

"Fakta bahwa The Fed tampaknya sudah selesai dengan kenaikan suku bunga dan inflasi saat ini sudah pasti merupakan hal yang positif bagi semua aset berisiko," kata Pooja Malik, partner dan kepala manajemen portofolio di Nipun Capital kepada Bloomberg.

Baca Juga: Wall Street Naik, Data Mendukung Pandangan The Fed Mungkin Tak Perlu Kerek Suku Bunga

"Namun situasinya mungkin tetap bergejolak dalam 12 bulan hingga 18 bulan ke depan."

Di Asia, data ekonomi China dan operasi likuiditas bank sentral akan memberikan petunjuk kesehatan ekonomi China.

Investor juga akan mencermati pertemuan antara Presiden AS Joe Biden dengan Presiden China Xi Jinping karena ada potensi mencairnya ketegangan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×