kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Bursa Asia Melemah Pada Perdagangan Rabu (20/9) Pagi, Terseret Pelemahan Wall Street


Rabu, 20 September 2023 / 08:22 WIB
Bursa Asia Melemah Pada Perdagangan Rabu (20/9) Pagi, Terseret Pelemahan Wall Street
ILUSTRASI. Bursa Asia bergerak melemah pada perdagangan Rabu (20/9) pagi. . REUTERS/Aly Song


Reporter: Herlina KD | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bursa Asia bergerak melemah pada perdagangan Rabu (20/9) pagi. Pukul 08.17 WIB, indeks Nikkei 225 turun 84,34 poin atau 0,25% ke 33.158,73, Kospi turun 2,54 poin atau 0,10% ke 2.556,80, ASX 200 turun 23,43 poin atau 0,33% ke 7.173,20, Straits Times naik 4 poin atau 0,09% ke 3.245,24 dan FTSE Malaysia turun 4,98 poin atau 0,34% ke 1.452,20. 

Bursa Asia melemah mengikuti pelemahan The Fed menjelang keputusan kebijakan Federal Reserve. Para pedagang memperkirakan suku bunga masih akan ditahan dalam level yang tinggi dalam waktu yang lebih lama, demi mengendalikan inflasi.

Mengutip Bloomberg, pasar Asia menghadapi tantangan, dimana saham China yang terdaftar di AS turun selama hampir dua pekan pada Selasa (19/9). 

Baca Juga: Bursa Asia Bervariasi Jumat (8/9) Pagi, PDB Jepang Lebih Rendah dari Perkiraan

Imbal hasil obligasi Australia dan Selandia Baru naik. Pada Selasa (19/9), pergerakan imbal hasil treasury bertenor lima tahun dan 10 tahun yang mencapai level tertinggi sejak 2007.

Gubernur The Fed Jerome Powell dan rekan-rekannya diperkirakan akan mempertahankan suku bunga pada pertemuan kebijakan Rabu (20/9). Namun, guncangan pasokan seperti kenaikan harga minyak membuat bank sentral kebingungan karena hal-hal tersebut secara bersamaan akan kembali menyulut inflasi dan menghambat pertumbuhan ekonomi.

Selain ekspektasi terhadap sikap hawkish, investor akan fokus pada proyeksi suku bunga triwulanan terbaru The Fed atau dot plot yang akan dirilis di akhir pertemuan kebijakan.

"Untuk benar-benar mengembalikan inflasi ke target 2% memasuki tahun 2024, The Fed setidaknya harus mempertahankannya untuk jangka waktu yang lebih lama ketimbang melakukan pemangkasan," kata Kathryn Rooney Vera, kepala strategi pasar di StonneX seperti dikutip Bloomberg.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×