kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bursa Asia Melemah, Terseret Penurunan Wall Street


Rabu, 24 Mei 2023 / 08:18 WIB
Bursa Asia Melemah, Terseret Penurunan Wall Street
ILUSTRASI. Bursa Asia dibuka melemah pada perdagangan Rabu (24/5) pagi.REUTERS/Jason Lee


Reporter: Herlina KD | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bursa Asia dibuka melemah pada perdagangan Rabu (24/5) pagi. Pukul 08.15 WIB, indeks Nikkei 225 turun 174,09 poin atau 0,56% ke 30.784,99, Kospi turun 6,65 poin atau 0,25% ke 2.561,18, ASX 200 turun 30,89 poin atau 0,43% ke 7.229, Straits Times turun 8,75 poin atau 0,29% ke 13.207,79 dan FTSE malaysia turun 1,03 poin atau 0,07% ke 1.410,51.

Bursa Asia turun, terseret pelemahan Wall Street karena negosiasi untuk menaikkan pagu utang Amerika Serikat (AS) masih menemui jalan buntu.

Mengutip Bloomberg, saham di Jepang, Korea Selatan dan Australia kompak turun.

Baca Juga: Bursa Asia Melemah pada Selasa (23/5) di Tengah Rilis Data Ekonomi Global

Di AS, negosiasi plafon utang tetap berlanjut, namun kemajuannya minim. Beberapa aggota DPR dari Partai Republik mempertanyakan urgensi tenggat waktu yang diberikan oleh Menteri Keuangan Janet Yellen, dimana pemerintah akan mulai kehabisan uang tunai dan tidak mampu untuk membayar utang.

"Dimana tanggal (tenggat) itu? Apakah ini benar-benar 1 Juni atau beberapa tanggal kemudian di bulan Juni yang memiliki implikasi besar bagi pergerakan pasar dalam jangka pendek?" ujar Maria Manning, manajer portofolio global Alphinity Investment Management seperti dikutip Bloomberg.

Sejauh ini, investor menuntut premi yang lebih tinggi untuk menahan utang AS, terutama yang berisiko gagal bayar tertinggi. 

JoaAnne Feeney, partner di Advisors Capital Management mengatakan, kebuntuan plafon utang kemungkinan besar akan diselesaikan sebelum batas waktu.

"Pada akhirnya, apa yang akan mendorong valuasi ekuitas dari sini lebih pada apakah kita berakhir dalam resesi atau tidak pada titik tertentu di tahun ini, baik di AS maupun secara global," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×