Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks saham di Asia sore ini, Selasa (23/5), mayoritas ditutup turun. Menurut tim riset Phillip Sekuritas Indonesia, pelemahan ini terjadi di tengah tidak adanya sinyal para politisi di Amerika Serikat (AS) semakin dekat mencapai kesepakatan mengenai penambahan plafon utang (debt ceiling) Pemerintah AS.
Ditambah lagi dengan sikap waspada investor dalam mengantisipasi perilisan perhitungan awal (Flash) data purchasing Manufacturing index (PMI) di Eropa dan AS.
Pada pertemuan semalam, Presiden Joe Biden dan Ketua DPR AS Kevin McCarthy gagal mencapai kesepakatan atas bagaimana cara menambah plafon utang Pemerintah AS yang saat ini mencapai US$ 31,4 triliun dengan hanya tersisa 10 hari lagi sebelum batas waktu (deadline). Kedua pihak berjanji untuk melanjutkan negosiasi.
Dari Asia, perhitungan awal (flash) data au Jibun Bank Manufacturing PMI Jepang naik ke level 50,8 di bulan Mei, tertinggi dalam delapan bulan dari perhitungan akhir (final) 49,5 di bulan April. Ini adalah ekspansi pertama di sektor manufaktur sejak Oktober 2022.
Baca Juga: Bursa Asia Menguat Pada Perdagangan Selasa (23/5) Pagi
Sementara itu, perhitungan awal (flash) data au Jibun Bank Services PMI Jepang naik ke level tertinggi dalam sejarah, 56,3 di bulan Mei dari perhitungan akhir (final) 55,4 di bulan sebelumnya. Ini menandakan pertumbuhan selama sembilan bulan beruntun bagi sektor jasa (services).
Dengan demikian, perhitungan awal (final) data au Jibun Bank Composite PMI Jepang naik ke level 54,9 di bulan Mei dari perhitungan akhir bulan April sebesar 52,9.
Di Korea Selatan, Indeks Gabungan Sentimen Konsumen atau Composite Consumer Sentiment Index (CCSI) berada di level 98 pada bulan Mei, naik dari level 95,1 pada bulan sebelumnya. Ini adalah level tertinggi sejak Mei 2022 seiring membaiknya kondisi konsumen akibat penurunan ekspektasi inflasi.
Dari dalam negeri, Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) di kuartal pertama 2023 mencatat surplus US$ 6,5 miliar, meningkat dari US$ 4,7 miliar pada kuartal keempat 2022. Kinerja NPI tersebut ditopang oleh berlanjutnya surplus Transaksi Berjalan dan diiringi oleh surplus Transaksi Modal dan Finansial.
Baca Juga: Menguat Sepanjang Perdagangan, IHSG Ditutup Naik Tipis 0,10% ke 6.736, Selasa (23/5)
Di kuartal pertama 2023, Transaksi Berjalan membukukan surplus sebesar US$ 3,0 miliar atau 0,9% dari produk domestik bruto (PDB), melanjutkan capaian surplus kuartal keempat 2022 sebesar US$ 4,2 miliar atau 1,3% dari PDB.
Transaksi Modal dan Finansial di kuartal pertama 2023 mencatat surplus US$ 3,4 miliar atau 1,0% dari PDB, naik signifikan dibandingkan dengan surplus US$ 0,3 miliar atau 0,1% dari PDB di kuartal keempat 2022.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News