CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Bursa Asia jatuh terseret saham China


Rabu, 20 April 2016 / 16:17 WIB
Bursa Asia jatuh terseret saham China


Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto

TOKYO. Bursa saham Asia jatuh dari level tertinggi empat bulan dan indeks saham berjangka AS turun karena saham China anjlok ke level terendah sejak Februari dan minyak pun tenggelam kembali ke bawah US$ 40 per barel. Dollar Australia dan Selandia Baru melemah dari tingkat terkuat sejak Juni.

Indeks MSCI Asia Pacific turun 0,2 % pada 15:01 di Tokyo, Rabu (20/4) setelah reli sebelumnya sebanyak 0,8 %. Indeks Shanghai Composite anjlok 4 % dan minyak mentah turun lebih dari 2 %, dengan yang terakhir meluncur setelah pekerja Kuwait mengatakan mereka akan mengakhiri mogok.

Selama sebulan ini, bursa global telah reli seiring data menunjukkan stabilisasi pertumbuhan China, perusahaan AS yang melaporkan laba yang lebih baik dari perkiraan, dan Federal Reserve mengisyaratkan tidak terburu-buru menaikkan suku bunga.

Memerahnya bursa saham China dipicu langkah bank sentral (PBOC) yang mengisyaratkan tidak akan menambah stimulus moneter. “Kita mungkin mengambil langkah menunggu dan melihat pendekatan dari PBOC dalam menilai data makro-ekonomi sebelum langkah-langkah stimulus,” kata Niv Dagan, direktur eksekutif Peak Asset Management LLC.

Hari ini, indeks Topix Jepang naik 0,2 %, setelah naik sebelumnya naik sebanyak 1,3 %. Saham Mitsubishi Motors Co anjlok 17 %, penurunan terbesar dalam lebih dari satu dekade.

Indeks Shanghai Composite yang menuju penutupan terendah bulan ini dan Indeks Hang Seng Hong Kong turun 1,4 %. "Volatilitas dalam ekuitas China masih akan sangat tinggi, menyebabkan investor lebih berhati-hati di pasar negara-negara berkembang lain," kata Namchai Techaratanawiroj, kepala penelitian LH Securities Co.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×