Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) mendongkrak target produksi emas pada tahun 2025. Emiten yang terafiliasi dengan Grup Salim dan Bakrie ini membidik produksi emas di level 75.000 ons troi.
Direktur & Chief Investor Relations Bumi Resources Minerals Herwin Wahyu Hidayat memberikan gambaran, produksi emas BRMS pada tahun lalu mencapai target di level 55.000 - 60.000 ons troi.
Artinya, target produksi emas BRMS di tahun ini melonjak 25% - 36,36% dibandingkan realisasi tahun lalu.
Capaian produksi BRMS yang menembus level US$ 55.000 ons troi terbilang signifikan. Sebagai perbandingan, produksi emas BRMS pada tahun 2023 hanya sebesar 23.270 ons troi. Dus, produksi emas BRMS pada 2024 meningkat lebih dari dua kali lipat.
Lonjakan produksi BRMS sejalan dengan lompatan harga emas. Bahkan, harga komoditas emas global berulang kali menembus rekor tertinggi baru dengan mencapai level US$ 2.860 per troi ons.
Baca Juga: Harga Emas Melambung, Bagaimana Rekomendasi Saham Emiten Emas Berikut
Dengan begitu, Herwin optimistis kinerja keuangan BRMS akan tumbuh signifikan sejalan dengan laju harga emas.
"Kenaikan harga emas dan kenaikan produksi emas BRMS ini akan berdampak positif terhadap kinerja keuangan BRMS di 2024 dan 2025," ungkap Herwin saat dihubungi Kontan.co.id, Kamis (6/2).
Herwin melihat harga emas masih berpotensi melanjutkan penguatan. Bahkan, sejumlah analis memandang peluang harga emas bisa menembus level US$ 3.000 per troi ons pada akhir tahun 2025.
Dinamika harga emas akan ditentukan oleh sejumlah faktor. Terutama dari kondisi geopolitik akibat perang dagang, arah suku bunga The Fed, serta pergerakan nilai tukar dan langkah bank sentral untuk memperkuat mata uang negaranya masing-masing.
Di luar fluktuasi harga komoditas emas, BRMS memiliki sejumlah fokus dan agenda ekspansi pada tahun ini. Pertama, BRMS sedang menggarap fasilitas pengolahan bijih emas ketiga di Palu. Pabrik emas dengan metode heapleach ini ditargetkan bisa beroperasi pada kuartal I-2025.
Kedua, BRMS juga sedang mengerjakan proyek fasilitas emas heapleach di Gorontalo, yang ditargetkan bisa mulai beroperasi pada Juni tahun 2026. Ketiga, BRMS akan menggarap proyek tambang emas bawah tanah di Palu, dengan target bisa beroperasi pada semester II-2027.
Keempat, selain tambang emas di Palu dan Gorontolo, BRMS juga akan melakukan aktivitas pemboran dan eksplorasi untuk meningkatkan cadangan tembaga di Gorontalo. Aktivitas pemboran dan eksplorasi juga akan dilakukan BRMS pada aset emas anak usahanya di Banten dan Aceh.
Guna memuluskan berbagai agenda ekspansi tersebut, BRMS pun sedang proses final untuk meraih fasilitas pembiayaan dari pihak ketiga. "Di Kuartal I-2025 ini kami akan menyampaikan informasi detail terkait fasilitas pinjaman yang akan kami dapatkan," tandas Herwin.
Sementara itu, dari sisi pergerakan saham, BRMS mampu menguat dalam tiga perdagangan beruntun di tengah kondisi pasar saham yang sedang tertekan. Harga BRMS naik 1,03% ke posisi Rp 392 per saham pada Kamis (6/2). Secara year to date, harga BRMS mengakumulasi kenaikan 13,29%.
Investment Analyst Edvisor Profina Visindo Ahmad Iqbal Suyudi melihat potensi kenaikan lanjutan pada saham BRMS. Jika mampu bertahan dan bergerak di atas support Rp 368 - Rp 372, harga BRMS berpeluang menuju resistance di level Rp 414 - Rp 420 per saham.
Secara kinerja bisnis dan keuangan, kenaikan target volume produksi di tengah tren penguatan harga emas akan membawa dampak positif bagi BRMS.
"Pendapatan BRMS dapat bertumbuh lebih jauh jika target pertumbuhan produksi dapat tercapai, dan harga emas stabil di tahun 2025," ungkap Iqbal kepada Kontan.co.id, Kamis (6/2).
Selanjutnya: Menanti THR dan Gaji ke-13 Bagi ASN dan Pensiunan
Menarik Dibaca: Promo Lawson hingga 28 Februari 2025, Paket Makan Pagi dan Siang Mulai Rp 13.000-an
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News