Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Noverius Laoli
Guna menopang strategi bisnis di tahun ini, BRPT mengalokasikan belanja modal (capex) sekitar US$ 100 juta - US$ 120 juta. Sebagian besar capex akan dipakai untuk mendukung rencana ekspansi usaha, terutama pada segmen petrokimia dan panas bumi.
Rekomendasi Saham
Kepala Riset Surya Fajar Sekuritas, Raphon Prima menyoroti melandainya harga minyak mentah dunia bisa menjadi katalis positif bagi emiten dengan model bisnis manufaktur petromikia. Penurunan harga minyak bisa memangkas beban biaya BRPT dan TPIA.
Hanya saja, prospek perbaikan kinerja BRPT dan TPIA belum mengangkat secara signifikan harga sahamnya. "Pasar masih cenderung melihat terlebih dulu apakah penurunan harga minyak sudah terefleksi kepada perbaikan margin," ungkap Raphon.
Baca Juga: Chandra Asri (TPIA) Terbitkan Obligasi, Incar Dana Segar Hingga Rp 2 Triliun
Research Analys Henan Putihrai Sekuritas, Ezaridho Ibnutama, turut menyarankan wait and see terlebih dulu. Sambil mencerna efek dinamika harga minyak mentah dunia dan hasil kinerja keuangan BRPT dan TPIA.
Sedangkan secara teknikal, Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana, merekomendasikan sepculative buy BRPT dan buy on weakness TPIA. Support BRPT ada di harga Rp 760 dan target harga di Rp 805 - Rp 845. Support TPIA ada di Rp 2.100 dengan target harga Rp 2.190 - Rp 2.270.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News