Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT BNI Asset Management (BNI-AM) memproyeksi kondisi pasar modal Indonesia akan membaik tahun 2020 sehingga jadi tahun yang sangat prospektif untuk melakukan keputusan investasi.
Dalam Market Outlook 2020 bertajuk “20/20 Vision : Clearer View for Growth”, BNI Asset Management menyebut tahun ini akan lebih bergairah dari tahun 2019
karena beberapa faktor eksternal yang mempengaruhi kondisi perekonomian global dan domestik terutama pasar modal sudah terlewati tahun lalu.
Memasuki tahun 2020, Putut Andanawarih, Direktur BNI-AM melihat, risiko resesi mulai berkurang setelah data-data ekonomi global tidak seburuk yang awalnya dikhawatirkan. Namun, era suku bunga rendah masih akan berlanjut karena masih perlu insentif guna menstimulus ekonomi.
Baca Juga: BNI Asset Management meluncurkan ETF kedua berbasis ESG
Faktor utama yang perlu diperhatikan dari Amerika Serikat adalah konsumsi domestik. Pasalnya, faktor itu berhasil menopang pertumbuhan ekonomi AS di tahun 2019. Jika konsumsi domestiknya berhasil dijaga maka potensi resesi dapat berkurang.
Sedangkan di China, Putut memperkirakan stimulus masih akan terus digulirkan mengingat perang dagang masih menggantung walaupun tensinya sudah sedikit mereda.
BNI Asset Management juga memperkirakan kondisi ekonomi Indonesia akan membaik. Sebab pasca Pilpres dan konsolidasi pemerintahan, saat ini pemerintah sudah dapat berfokus untuk mengerjakan rencana dan kebijakan-kebijakan yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi.
"Omnibus Law menjadi salah satu yang ditunggu, karena di dalamnya akan termasuk UU Tenaga Kerja, pemotongan pajak korporasi yang dapat mendorong investasi masuk ke Indonesia," lanjut Putut dalam rilis yang diterima Kontan.co.id.
Struktur neraca perdagangan Indonesia juga terlihat membaik, terutama dari sisi minyak dan gas. Terlihat impor minyak dan gas Indonesia berangsur membaik selama 2019 dan menjadi katalis positif bagi nilai tukar rupiah
Searah dengan perkembangan tren industri investasi ini, awal tahun 2020 BNI-AM menerbitkan Reksa Dana ETF bertema ESG dengan nama Reksa Dana BNI-AM ETF MSCI ESG Leaders Indonesia (XBES) yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia 9 Januari 2020 lalu.
Reksa Dana ETF ini merupakan reksa dana ETF kedua yang diterbitkan oleh BNI-AM setelah Reksa Dana BNI-AM Nusantara ETF MSCI Indonesia Equity Index (XBNI) pada tahun 2018 yang lalu.
Jika dilihat dari terbitnya beberapa Reksa Dana ETF, XBES merupakan Reksa Dana ETF ke-39 yang telah dicatatkan dan diperdagangkan di BEI. Pada tahun 2020 ini BNI-AM mempelopori pencatatan dan perdagangan ETF pertama di tahun 2020 di BEI.
Baca Juga: Bagaimana prospek investasi Exchange Traded Fund (ETF) di 2020?
“Kami meluncurkan XBES untuk menyediakan varian produk bagi investor yang ingin mengoptimalkan kinerja investasi dengan portofolio investasi emiten berfundamental baik dan mempertimbangkan aspek ESG (Environment, Social and Governance). ETF ini dapat dengan mudah dicari di BEI karena diperdagangkan melalui pasar primer dan pasar sekunder di BEI,” jelas Putut.
XBES berfokus pada ETF ESG dimana saham perusahaan-perusahaan yang masuk didalamnya adalah perusahaan yang memiliki scoring ESG yang paling baik di masing-masing sektornya. Faktor ESG kini menjadi salah satu dasar pengambilan keputusan bagi banyak investor –terutama institusi- untuk menentukan arah investasinya, sehingga BNI-AM perlu menerbitkan ETF dengan tema ESG.
"Alasan lain mengapa kami memilih ETF ESG adalah perusahaan yang mampu menghasilkan imbal hasil yang tinggi dan sustainable dalam jangka panjang adalah perusahaan yang memiliki pengelolaan ESG yang baik. Good ESG menjadi indikator good management quality dan dalam jangka panjang turut kontribusi pada pertumbuhan perusahaan,“ kata Putut.
BNI-AM menggunakan indeks MSCI ESG Leaders Indonesia sebagai benchmark dengan pertimbangan, pertama, MSCI merupakan salah satu penyedia riset ESG terbaik di dunia dengan metodologi mengacu pada international practice.
Kedua, berpengalaman lebih dari 40 tahun dalam mengukur kinerja ESG perusahaan di seluruh dunia. Ketiga, riset MSCI telah menjadi acuan standar bagi top 46 asset manager dan 1300 investor di seluruh dunia. Keempat, telah diakui sebagai Gold Standard Provider ; dan kelima telah melakukan rating ESG di lebih dari 7.000 perusahaan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News