Reporter: Irene Sugiharti | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Prospek penerbitan Exchange Traded Fund (ETF) disebut-sebut akan cemerlang di 2020, mengingat ETF yang merupakan salah satu instrumen tuai cuan bagi investor.
ETF merupakan salah satu instrumen investasi reksadana yang diperdagangkan di bursa efek. Bedanya dengan Reksadana Indeks, reksadana ETF spesifik pada indeks konstituen.
Misal, Reksa Dana BNI-AM ETF MSCI ESG Leaders Indonesia yang diterbitkan oleh BNI Asset Management, Kamis (9/1) yang menggunakan Indeks MSCI ESG Leaders Indonesia sebagai acuan indeks ETF nya.
Baca Juga: BNI Asset Management meluncurkan ETF kedua berbasis ESG
Direktur Utama BNI AM Reita Farianti bahkan sebut, saat ini ETF merupakan satu-satunya instrumen yang dapat dorong cuan bagi investor.
“ETF satu-satu nya di 2019 yang menolong institusi-institusi besar untuk profit taking. 2020 tentu masih menjadi favorit,” kata Reita yang ditemui dalam acara pencatatan ETF Indeks MSCI ESG Leaders Indonesia.
Head of Research Infovesta Wawan Hendrayana juga nyatakan hal serupa. Menurutnya ETF masih prospektif dan menarik sebagai salah satu instrumen investasi. Pasalnya, menurut Wawan di tahun 2019 lalu, penyedia ETF sudah bertambah dan tidak hanya didominasi 1 pemain.
“Saya si sangat setuju, melihat trendnya 2-3 tahun terakhir, saya rasa ETF 2020 juga masih akan berkembang. Karena kalau tahun lalu saja, reksadana saham konvensional saja negatifnya dalam. ETF bisa mengurangi risiko pilihan saham karena ETF itu mengikuti indeks tertentu, sudah pasti sahamnya,” kata Wawan yang dihubungi Kontan.co.id, Kamis (9/1).
Baca Juga: Reksadana Indeks Makin Populer Bagi Investor Pasif, Ini Alasannya
Ia melanjutkan, dengan karakteristik tersebut ETF menjadi lahan investasi yang menarik terutama bagi investor institusi. Dari segi likuiditas, Wawan nilai jika bermain di ETF pasar primer juga cenderung likuid sehingga menambah daya tarik ETF.
Dana kelolaan ETF, Wawan menyebutkan juga alami pertumbuhan signifikan karena berada di atas rata-rata industri berkisar di angka Rp 17 triliun.