kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Blue Bird optimistis penawaran IPO bakal terserap


Selasa, 14 Oktober 2014 / 07:40 WIB
Blue Bird optimistis penawaran IPO bakal terserap
ILUSTRASI. Twibbon Hardiknas 2023 terbaru.


Reporter: Wuwun Nafsiah | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. PT Blue Bird percaya diri menjadi salah satu emiten transportasi di Bursa Efek Indonesia (BEI). Dalam aksi penawaran saham perdana alias initial public offering (IPO), emiten ini seharusnya telah menyelesaikan masa penawaran awal 10 Oktober. Blue Bird menawarkan sebanyak-banyaknya 531,4 juta saham ke publik atau 20% dari jumlah saham yang ditempatkan dan disetor penuh.

Blue Bird menawarkan harga IPO di Rp 7.200-Rp 9.300 per saham. Sehingga perusahaan ini berpotensi meraup Rp 3,82 triliun-Rp 4,94 triliun. Untuk melancarkan proses IPO, Blue Bird telah mengadakan roadshow di dalam maupun ke luar negeri.

Sigit Priawan Djokosoetono, Direktur Blue Bird, mengatakan bahwa roadshow selama sepekan lalu berjalan lancar. "Kami belum bisa memberikan keterangan hasil roadshow kemarin," ujar dia pada KONTAN, Senin (13/10). Berdasarkan hitungan sang penjamin emisi IPO, price earning (PE) ratio Blue Bird berada di kisaran 17,1 kali-21,1 kali.

Sementara kompetitornya yakni PT Express Transindo Utama Tbk (TAXI) memiliki PE sebesar 19,34 kali. Itu pun dengan catatan, PE TAXI mengacu pada laporan keuangan tahun 2013.

Tapi, Analis Reliance Securities, Pieter Djatmiko dalam riset 7 Oktober 2014, menilai, harga saham Blue Bird mencerminkan price earning (PE) 26,86 kali-34,65 kali. Angka ini terbilang tinggi. Pieter menghitung, price to book value (PBV) Blue Bird 20,5 kali, sementara PBV TAXI hanya di 3,22 kali.

"Ini artinya PBV Blue Bird enam kali lebih besar dari PBV TAXI," tulis dia dalam riset. Kendati begitu, Pieter optimistis pendapatan dan laba bersih Blue Bird akan semakin bertumbuh dari tahun ke tahun seiring penambahan jumlah armada taksi.

Apalagi, Blue Bird terus menambah jangkauan operasi, tak hanya terpusat di pulau Jawa. Analis Sucorinvest Central Ghani, Achmad Yaki dalam riset 9 Oktober 2014 menuliskan, melalui IPO ini, Blue Bird akan lebih berkomitmen mengembangkan bisnis dan memperkuat posisinya di bidang jasa transportasi.

Menurut dia, Blue Bird memiliki jumlah armada yang lebih banyak dibandingkan dengan pesaingnya TAXI. Selain itu, Blue Bird memiliki brand lebih kuat dari TAXI. Sehingga secara bisnis, Blue Bird lebih unggul dibanding TAXI. Per Desember 2013, Blue Bird mendominasi 33% pangsa pasar taksi.

Tahun 2014, Blue Bird mengoperasikan 23.000 taksi reguler dan lebih dari 1.000 taksi eksekutif. Perusahaan ini juga masih mempunyai 7.504 lisensi untuk taksi reguler dan 68 taksi eksekutif cadangan yang siap untuk dikerahkan setiap saat. Pieter menyebutkan, merek Blue Bird menjadi jaminan sebagai taksi terpercaya dan dapat diandalkan dalam memberikan rasa nyaman bagi penumpangnya. Bahkan, bagi para wisatawan mancanegara, taksi di Indonesia identik dengan brand Blue Bird.

Meski memiliki outlook positif, Pieter memberikan rekomendasikan netral. Alasan dia, harga saham IPO Blue Bird relatif mahal. Achmad menilai, ke depan, laba bersih Blue Bird akan meningkat 18%-20%, sehingga PER akan di kisaran 21,9 kali-28,2 kali. Namun, dalam riset dia tidak memberi acuan beli atau tidak saham Blue Bird.

Pieter hanya menggarisbawahi IPO saham Blue Bird masih mendapat sentimen negatif kondisi ekonomi dan politik dalam negeri. Apalagi pemerintahan baru akan menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi. Ini tentu menjadikan minat konsumen bisa menyusut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×