kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.308.000 -0,76%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bitcoin Turun di Bawah US$ 40.000, Lanjut Koreksi atau Rebound?


Selasa, 23 Januari 2024 / 11:55 WIB
Bitcoin Turun di Bawah US$ 40.000, Lanjut Koreksi atau Rebound?
ILUSTRASI. Harga Bitcoin (BTC) tergelincir di bawah US$40,000, turun hingga mencapai level terendah sejak 4 Desember 2023.


Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga Bitcoin (BTC) tergelincir di bawah US$40,000, turun hingga mencapai level terendah sejak 4 Desember 2023. Pada Selasa (23/1) pukul 08.00 WIB, Bitcoin bertengger di harga US$39.815 melemah sebesar 3,64% dalam 24 jam terakhir dan anjlok 6,65% dalam sepekan.

Bitcoin sempat mencapai level tertinggi US$48.983 di hari pertama kalinya ETF Bitcoin spot dapat diperdagangkan di Amerika Serikat (AS) pada 11 Januari 2024, setelah disetujui oleh regulator setempat pada 10 Januari 2024. 
Namun, pada hari yang sama hingga saat ini Bitcoin mengalami penurunan akibat aksi sell the news dan didorong aksi ambil untung (profit taking) oleh sebagian investor.

Financial Expert Ajaib Kripto, Panji Yudha mengatakan, Bitcoin telah naik sekitar 70% dari bulan Agustus 2023 yang bergerak di sekitar harga US$28.500, ketika pengadilan federal memaksa SEC untuk meninjau kembali keputusannya untuk menolak aplikasi ETF bitcoin Grayscale Investment.

Baca Juga: Bitcoin Terus Tertekan Setelah Persetujuan ETF Spot

Adapun, kabar perihal persetujuan ETF Bitcoin spot ini telah sangat dinantikan ketika Blackrock mengajukan ETF Bitcoin spotnya pada Juni 2023. Hal ini tercermin dari kenaikan harga bitcoin sebesar 95% dari posisi US$25.000, ketika Blackrock terjun ke investasi Bitcoin ETF hingga mencapai level saat ini.

Panji menjelaskan, BTC bergerak di level US$ 39.830 bertengger tepat di dynamic support MA-100. Jika BTC turun di bawah MA-100, maka  potensi lanjut melemah ke support US$ 38.000. Sebaliknya, apabila BTC dapat rebound MA-100, maka berpotensi naik terbatas menuju resistance US$ 40.500.

“Melihat situasi saat ini, strategi yang dapat dipertimbangkan dengan menerapkan strategi dollar cost averaging (DCA) atau pembelian secara dicicil dengan tujuan untuk mendapatkan harga rata-rata yang rendah dan untuk mengurangi stres dari dampak fluktuasi harga aset kripto,” kata Panji dalam siaran pers, Selasa (23/1).

Sementara itu, permintaan global untuk produk investasi aset kripto mereda minggu lalu, dengan arus keluar dana sebesar US$21 juta, menurut laporan dari CoinShares. Akibatnya, pergerakan pasar Aset Kripto secara keseluruhan terkena dampak buruk.

Total kapitalisasi pasar aset kripto anjlok dari level tertinggi di angka US$ 1,8 triliun, ketika ETF Bitcoin spot pertama kali diperdagangkan di AS. Pagi ini Selasa (23/1) pukul 08.00 WIB, total kapitalisasi pasar aset kripto berada di level US$1,522 triliun, turun 4,34% dalam 24 jam terakhir. 

Sebagian besar altcoin juga mencatat penurunan yang signifikan dalam periode tujuh hari terakhir. Seperti, Injective (INJ) turun 19,86% menjadi US$33,45, Worldcoin (WLD) anjlok 19,50% menjadi US$ 2,27 dan Celestia (TIA) melemah 19,20% menjadi US$15,35. 

Meski demikian, masih ada beberapa altcoin yang mencatat kenaikan dalam periode tujuh hari terakhir diantaranya Pendle (PENDLE) menguat 18,80% bertengger di US$2,06, Chiliz (CHZ) naik 4,65% menjadi US$0,0942 dan Frax Share (FXS) naik 4,19% bergerak di US$9,27. 

Panji menilai, periode saat ini sebagian besar altcoin akan mengikuti pergerakan Bitcoin yang tercermin pada Bitcoin Dominance (BTC.D) masih kuat berada di level 51,23%. Ini artinya lebih dari 50% pasar aset kripto masih didominasi oleh Bitcoin, sehingga belum ada tanda tanda munculnya altseason dalam waktu dekat.

Baca Juga: Duh! Setoran Pajak Kripto Merosot Saat Harga Bitcoin Melonjak

“Altseason umumnya terjadi ketika Bitcoin bergerak naik hingga mencapai level tertingginya dan diikuti dengan Bitcoin Dominance yang turun," ujar Panji. 

Adapun pekan ini terdapat dua data ekonomi penting akan dirilis. Angka awal pertumbuhan PDB kuartal keempat Amerika Serikat akan dirilis pada Kamis (25/1), diikuti oleh indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi (PCE) dirilis  oleh Departemen Perdagangan AS untuk Desember pada Jumat (26/1).

Panji menambahkan, pelaku pasar juga menantikan waktu Federal Reserve (The Fed) akan mulai memangkas suku bunga, yang akan menjadi penentu utama arah perekonomian dan pasar tahun ini. Dimana penurunan suku bunga tentunya akan berpotensi akan menarik minat investor ke aset-aset berisiko maka demikian berpotensi akan dampak positif juga ke pasar aset kripto.

Menurut FedWatch Tool dari CME Group, pelaku pasar optimis bahwa The Fed akan mempertahankan suku bunga di kisaran 5,25%-5,50% pada FOMC 30-31 Januari dengan peluang sebesar 97,4%. Sementara, investor melihat peluang 42,40% untuk penurunan suku bunga 25 basis poin atau 0,25% pada FOMC 19-20 Maret 2024.
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Practical Business Acumen Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×