kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Jelang Keputusan ETF Bitcoin Spot, Bitcoin Melesat ke US$ 47.000


Selasa, 09 Januari 2024 / 12:27 WIB
Jelang Keputusan ETF Bitcoin Spot, Bitcoin Melesat ke US$ 47.000
ILUSTRASI. Senin (8/1) malam, Bitcoin (BTC) melonjak hingga melampaui harga US$47.000 untuk pertama kalinya sejak April 2022.


Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Pasar kripto memasuki minggu menegangkan dalam menantikan keputusan Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC) terhadap aplikasi ETF Bitcoin spot dan diikuti rilisnya data tingkat inflasi Amerika Serikat (AS). Senin (8/1) malam, Bitcoin (BTC) melonjak hingga melampaui harga US$47.000 untuk pertama kalinya sejak April 2022.

Bitcoin kembali pulih pasca penurunan pekan lalu, pada Rabu (3/1) harga Bitcoin anjlok lebih dari 10% menjadi US$40,800 sebelum naik ke atas US$43.000 pada akhir pekan. Penurunan tersebut bertepatan dengan rilis laporan Matrixport menyatakan keprihatinannya tentang sikap kepemimpinan SEC saat ini terhadap pasar Aset Kripto, serta menunjukkan potensi terjadinya hambatan terhadap persetujuan Bitcoin spot ETF pada bulan ini.

Financial Expert Ajaib Kripto Panji Yudha menjelaskan, komunitas kripto tengah menantikan keputusan SEC mengenai ETF Bitcoin spot pertama di AS, sebuah langkah besar menuju adopsi pasar kripto yang kuat. Maka, kemungkinan besar pengumuman SEC minggu ini, berpotensi memicu pergerakan pasar yang signifikan menyusul reaksi harga Bitcoin sebagai respons terhadap berita tersebut.

Pada Selasa (8/1) pukul 08.00 WIB, harga Bitcoin bertengger di level US$ 46.645 setelah sempat mencapai level 47.237 dengan kenaikan 7,54% dalam 24 jam terakhir, sekaligus mencatatkan  kenaikan terbesar sejak Oktober 2023.

Baca Juga: Ini Strategi Investasi 2024 Robert Kiyosaki, Bocorkan Waktu Tepat untuk Beli Bitcoin

Panji mengamati, secara teknikal, Bitcoin telah berhasil breakout dari level tertinggi sepanjang setahun terakhir di level US$ 45.500 yang saat ini akan menjadi area support. Selanjutnya  jika mampu bertahan di atas US$45.500, maka berpotensi akan melanjutkan reli menuju ke US$ 48.000. Namun, apabila BTC turun dari US$45.500 potensi penurunan menuju support US$ 44.500 serta support selanjutnya berada di level US$ 43.000.

Sementara, pada saat yang sama kapitalisasi pasar kripto global juga menguat mencapai US$1,677 triliun yang naik 5,50%, dimana pertumbuhan ini juga didorong oleh pasar altcoin sepanjang tahun 2023. 

Aset kripto lainnya (altcoin) juga mengalami kenaikan yang sama mengikuti lonjakan harga Bitcoin, seperti Ethereum (ETH) naik 5,70% menjadi US$2.308, Injective (INJ) naik 20% bertengger di US$42,40 dan Render Token (RNDR) menguat 15,40% menjadi US$ 4,00.

Menurut Panji, kenaikan harga aset kripto ini dipicu antusias pasar terhadap keputusan ETF Bitcoin spot, terlebih pada Senin (7/1) pagi waktu setempat, calon penerbit ETF Bitcoin spot, termasuk BlackRock, VanEck, dan ARK Invest, mengajukan amendemen terakhir perihal ETF Bitcoin spot mereka ke Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC) sebelum diputuskan dalam waktu dekat.

Baca Juga: Persetujuan ETF Bitcoin AS Semakin Dekat, Diprediksi Gol Pekan Depan

SEC memiliki waktu hingga 10 Januari 2024 untuk mengambil tindakan terhadap setidaknya satu aplikasi dari 14 aplikasi ETF Bitcoin spot yang telah diajukan. Namun, tidak menutup kemungkinan bahwa SEC akan menggunakan tanggal tersebut untuk mengumumkan sejumlah keputusan sekaligus.

Ada dua persyaratan teknis yang harus dipenuhi sebelum ETF Bitcoin yang didukung spot dapat memulai perdagangan. Pertama, SEC harus menandatangani apa yang disebut pengajuan 19b-4 oleh bursa yang akan mencantumkan ETF. Kedua, regulator harus menyetujui formulir S-1 terkait yang merupakan permohonan pendaftaran dari calon penerbit ETF.
“Volatilitas pasar kripto akan meningkat pekan ini, jika ETF Bitcoin spot disetujui berpotensi akan mendorong harga Bitcoin dalam periode yang singkat. Namun perlu diwaspadai, kemungkinan adanya aksi profit taking dan sell on news. Disisi lain, apabila keputusan ETF Bitcoin spot kembali ditunda atau ditolak, maka potensi penurunan dapat terjadi,” jelas Panji dalam siaran pers, Selasa (9/1).

Selain itu, AS akan merilis angka indeks harga konsumen (IHK) pada hari Kamis (11/1), diikuti sehari kemudian oleh laporan indeks harga produsen (IHP) dan investor juga mencermati petunjuk mengenai kemungkinan arah suku bunga The Fed.

Baca Juga: Transaksi Kripto Melonjak pada Akhir 2023, Begini Kata Tokocrypto

IHK Desember 2023 diprediksi meningkat menjadi 3,2% YoY, lebih tinggi dari periode sebelumnya sebesar 3,1% YoY pada bulan November 2023. Sementara, IHP menurut konsensus meningkat 1,3% pada Desember 2023, lebih tinggi dari periode sebelumnya sebesar 0,9% YoY. 

Panji menambahkan, investor juga akan mendengar pendapat beberapa pejabat Fed selama minggu ini, termasuk Presiden Fed New York John Williams dan Kepala Fed Atlanta Raphael Bostic. Penurunan inflasi secara bertahap telah memicu spekulasi bahwa The Fed akan mulai menurunkan suku bunganya segera pada bulan Maret.

Menurut FedWatch Tool CME hari ini, Senin (9/1) terdapat peluang sebesar 59,10% untuk penurunan suku bunga setidaknya 25 basis poin (bps) pada bulan Maret 2024. 

“Peristiwa rilis data ekonomi AS pekan ini kemungkinan besar tidak akan berdampak signifikan pada pasar kripto, yang hanya akan berdampak besar pada keputusan SEC terhadap aplikasi ETF Bitcoin spot,” tutup Panji.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×