Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Bitcoin (BTC) berpotensi menutup bulan Mei 2024 dengan tren bullish. Ini akan menjadi penutupan positif di bulan Mei untuk pertama kali dalam tiga tahun terakhir.
Financial Expert Ajaib Kripto, Panji Yudha menjelaskan bahwa terdapat berbagai sentimen pendukung harga Bitcoin dalam sepekan terakhir. Selain merayakan Bitcoin Pizza Day setiap tanggal 22 Mei, pekan lalu telah terjadi keputusan penting lainnya dalam industri aset kripto.
Seperti diketahui, Komisi Bursa dan Sekuritas (SEC) Amerika Serikat telah menyetujui semua aplikasi spot Ethereum ETF, setelah menunda tenggat waktu selama berbulan-bulan. Ini menambah katalis dari persetujuan ETF Bitcoin pada awal Januari 2024 lalu.
Baca Juga: Prospek Pasar Kripto Masih Dibayangi Berbagai Tantangan di 2024
Pada 23 Mei 2024, SEC telah menyetujui pengajuan 8 aplikasi ETF Ethereum spot dari VanEck, BlackRock, Fidelity, Grayscale, Franklin Templeton, ARK 21Shares, Invesco Galaxy, dan Bitwise.
Panji melihat, sinyal kuat potensi persetujuan ETF Ethereum spot di AS mulai mencuat pada Senin (20/5), dimana SEC meminta para perusahaan yang ingin menawarkan produk ETF Ethereum spot untuk memperbarui dan mengajukan ulang dokumen penting.
Akibatnya, Ethereum (ETH) mencatat kenaikan terbesar pada Senin (20/5), menutup kenaikan harian sebesar 20%, hingga mendongkrak kapitalisasi pasar Ethereum melampaui Mastercard.
Baca Juga: ETF Ethereum Spot Hibur Pasar Kripto di Tengah Ketidakpastian Suku Bunga
Pada hari yang sama, Bitcoin (BTC) melonjak ke level tertinggi satu bulan di US$ 71,500. Bitcoin kembali meraih angka US$ 70,000 untuk pertama kalinya dalam enam minggu terakhir.
“Performa positif BTC pekan lalu juga didorong dari arus masuk ke ETF Bitcoin spot di AS. Menurut data Coinglass, dalam periode perdagangan tanggal 20 - 24 Mei ETF Bitcoin spot di AS mencatat total arus bersih (net inflow) yang mencapai US$1,056 miliar,” ungkap Panji dalam siaran pers, Selasa (28/5).
Panji menuturkan, pasar kripto akan memasuki pekan terakhir bulan Mei 2024. Namun, Bitcoin masih terlihat naik di atas 14% sejak 1 Mei, sehingga berpotensi menutup bulan Mei dalam posisi bullish, pertama kali dalam tiga tahun terakhir.
Selasa (28/5) pagi pukul 08:00 WIB, Bitcoin (BTC) bertengger di US$ 69.345 naik 0,37%. Sementara, Ethereum (ETH) turun 0,20% menjadi US$3.875. Adapun total kapitalisasi pasar aset kripto berada di angka US$2,524 triliun yang menguat 1,05% dalam 24 jam terakhir.
Panji mengatakan, Ethereum berpotensi untuk melampaui harga US$ 4.000 dalam waktu dekat. Hal itu karena kabar Komisi Sekuritas dan Berjangka Hong Kong (SFC) yang dilaporkan sedang mempertimbangkan untuk menyertakan opsi staking Ethereum (ETH) bagi penerbit ETF ETH spot di Hongkong.
Baca Juga: Harga Bitcoin Naik Dekati All-Time-High, Pertanda Reli?
Selain itu, core developer Ethereum juga telah memberikan informasi terkait peluncuran upgrade Ethereum selanjutnya yang dinamakan Pectra, yang akan diluncurkan pada akhir kuartal pertama tahun 2025.
Sementara itu, lanjut Panji, Bitcoin kembali naik di atas support US$ 69.000 dan jika dapat bertahan di atas support US$ 69.000, maka berpotensi untuk kembali menguji level US$ 73.000. Sementara apabila breakdown support, maka potensi melemah terlebih dahulu ke support trendline di US$ 67.000.
“Pergerakan BTC juga berpotensi dipengaruhi oleh beberapa data ekonomi AS yang rilis pekan ini,” tambahnya.
Panji menyebutkan, terdapat rilis data ekonomi Amerika Serikat pekan ini dimulai pada Selasa (28/5) akan dirilis data kepercayaan konsumen.
Baca Juga: Bitcoin Kembali Terkoreksi Imbas Kekhawatiran Suku Bunga AS, Cek Proyeksinya ke Depan
Pada hari Kamis (30/5), kita akan melihat laporan Tahunan Pertumbuhan PDB Kuartal 1 tahun 2024, yang memberikan perkiraan lanjutan dan wawasan mengenai kesehatan perekonomian dari kuartal sebelumnya.
Di sisi lain, semua perhatian tertuju pada rilis Indeks Harga Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE) AS pada tanggal 31 Mei. Ukuran inflasi utama ini mempengaruhi kebijakan Federal Reserve, yang berpotensi menyebabkan fluktuasi harga Bitcoin.
“Jadi, mengikuti data ini akan sangat penting bagi setiap investor aset kripto,” tutur Panji.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News