Reporter: Nur Qolbi | Editor: Wahyu T.Rahmawati
Bernada serupa, Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana mengatakan, saham-saham pertambangan nikel memang menarik untuk menjadi lahan investasi terkait sentimen fokus Biden tersebut. Namun, yang perlu diingat, bisnis emiten-emiten komoditas bersifat cyclical dan bergantung pada pergerakan harga komoditasnya. "Para pelaku pasar perlu mencermati hal tersebut agar dapat masuk pada timing yang tepat," ucap Herditya.
Menurut dia, harga ANTM dan INCO saat ini masih relatif tinggi. Oleh karena itu, Herditya memperkirakan, ANTM dan INCO masih berpotensi untuk lanjut terkoreksi dalam jangka pendek. Kalaupun para investor ingin segera mengoleksinya, maka bisa melakukan cicil beli.
Herditya memperkirakan, support terdekat ANTM berada di level Rp 2.100 dengan resistance Rp 3.440 per saham. Sementara itu, support INCO ada di level Rp 5.900 dengan resistance Rp 7.000 per saham.
Selain saham pertambangan nikel, Herditya juga melihat prospek positif pada saham barang konsumsi dan perbankan. Pasalnya, Biden juga akan mengeluarkan dana jumbo US$ 1,9 triliun untuk program vaksinasi Covid-19 dan stimulus ekonomi.
Baca Juga: Rupiah bergerak flat jelang Rapat Dewan Gubernur BI
Kondisi ini dinilai akan memberikan sentimen positif pada IHSG dan saham perbankan sebagai kontributor terbesar IHSG, bakal menjadi yang pertama diburu investor. "Saham-saham consumer goods juga bisa dicermati karena ada probabilitas naik dalam waktu dekat," kata dia.
Herditya menyarankan investor untuk mencermati saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP), PT Gudang Garam Tbk (GGRM), dan PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR).
Dia memperkirakan, support-resistance BBCA berada di rentang Rp 34.200-Rp 36.900, BBRI Rp 4.540-Rp 4.840, BBNI Rp 5.950-Rp 6.675, ICBP Rp 9.325-Rp 10.225, GGRM Rp 40.000-Rp 42.000, dan UNVR Rp 7.350-Rp 8.000.
Baca Juga: Biden galakkan energi ramah lingkungan, apa dampaknya ke emiten batubara dan CPO?
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News