kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Bibit optimalkan peluang pertumbuhan industri reksadana


Senin, 10 Mei 2021 / 22:58 WIB
Bibit optimalkan peluang pertumbuhan industri reksadana
ILUSTRASI. Bibit.id


Reporter: Dityasa H. Forddanta | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri reksadana beberapa tahun belakangan ini tumbuh cukup signifikan seiring tingginya minat masyarakat untuk berinvestasi di pasar modal. Pandemi Covid-19, yang memukul pertumbuhan ekonomi sejak awal 2020, tidak membuat industri reksadana limbung.

Sebaliknya, industri ini tetap meningkat pesat, baik dari sisi investor, unit penyertaan modal hingga jumlah investasi.   

Tercatat, Nilai Aktiva Bersih (NAB) reksa dana per Desember 2020 sebesar Rp573,5 triliun atau tumbuh 6% dari tahun lalu.

Berdasarkan data yang tercatat di Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), jumlah investor di pasar modal tahun 2020 naik lebih dari 50% menjadi 3.871.248 dari sebelumnya 2.484.354 pada akhir tahun 2019.

Baca Juga: Valuasi tengah murah, reksadana berbasis saham jadi incaran investor bulan lalu

Jumlah investor reksadana di 2020 sudah tumbuh 78% menjadi 3,2 juta dibandingkan Desember 2019. Sedangkan per Maret 2021 jumlahnya meningkat lagi menjadi 3,5 juta Peningkatan jumlah investor tersebut salah satunya dipicu oleh digitalisasi di pasar modal, khususnya dalam pembukaan rekening investasi.

Proses know your customer secara elektronik (e-kyc) berhasil menstimulasi investor ritel untuk membuka rekening investasi. Digitalisasi memungkinkan proses onboarding nasabah terjadi secara cepat, mudah dan aman.    

Ketua Dewan Presidium Asosiasi Pelaku Reksadana & Investasi Prihatmo Hari Mulyanto menilai agen penjual reksadana (Aperd) digital memainkan peran penting di balik pertumbuhan industri reksadana dalam dua tahun terakhir.

Keberadaan Aperd Digital berhasil mendorong anak muda, milenial, dan digital savvy untuk mulai berinvestasi.

"Selain dipicu oleh teknologi dan perubahan perilaku konsumen, faktor lainnya adalah meningkatnya literasi masyarakat terkait produk keuangan khususnya investasi. Hal ini terwujud berkat program edukasi yang dilakukan bersama oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Self Regulatory Organizations (SRO), para pelaku, dan asosiasi," ujar Prihatmo dalam keterangan tertulis, Senin (10/5).

Sejalan dengan peningkatan tersebut, agen penjual reksadana online atau mulai menjamur. Salah satu yang cukup mencuri perhatian seperti Bibit.id atau Bibit.

CEO Bibit, Sigit Kouwagam menuturkan, pencapaian Bibit saat ini berkat kejelian dalam menetapkan target market, pemilihan bisnis model dan timing terjun ke bisnis ini. “Kami membidik investor pemula, para anak milenial yang terbiasa dengan penggunaan teknologi digital dan memiliki keinginan memiliki investasi. Kami ingin para pemula ini bisa berinvestasi secara benar,” kata Sigit pada kesempatan yang sama.

Benar berarti dapat mencapai hasil investasi yang optimal, namun tetap memperhitungkan risiko. Bibit berupaya membiasakan investor untuk menyeimbangkan antara target return dan risk tolerance serta konsisten melakukan diversifikasi aset.

“Kami percaya, investasi yang baik itu adalah investasi untuk jangka panjang dan dilakukan secara konsisten,” imbuh Sigit.

Baca Juga: Henan Putihrai AM prediksi imbal hasil reksadana saham tahun ini di kisaran 12%-20%

Karena menyasar para investor pemula, Bibit menciptakan daya tarik dengan memungkinkan penggunanya untuk berinvestasi dalam nominal sangat kecil. Bahkan, dengan duit Rp10.000, pengguna bisa membeli reksadana di Bibit.

“Jadi, investasi reksadana itu tidak mahal. Di platform Bibit, siapapun bisa membeli dan berhak mendapatkan return yang sama serta pelayanan yang sama. Kami ingin mendemokratiskan pasar modal dan menjadikan investasi sebagai sesuatu yang inklusif,”’ katanya.  

Adapun timing, Bibit merasa masuk ke bisnis reksadana online ini di saat yang tepat. Pemicu utamanya adalah langkah regulator yang mengizinkan electronic know your customer (e-KYC) untuk proses registrasi nasabah.

“Dampaknya sangat signifikan karena memberikan kemudahan luar biasa dalam akuisisi nasabah,” tandas Sigit.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×