kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Berpotensi tumbuh double digit, penurunan harga ETF jadi peluang masuk


Rabu, 24 Februari 2021 / 07:00 WIB
Berpotensi tumbuh double digit, penurunan harga ETF jadi peluang masuk


Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Wahyu T.Rahmawati

Berdasarkan data di infovesta, selain Pinnacle Core High Dividend ETF, produk ETF lainnya seperti Syailendra ETF MSCI Indonesia ESG Universal dari Syailendra Capital mencatatkan penurunan lebih dalam yakni 6,92% dalam sebulan terakhir. 

Produk lainnya, ada Panin ETF IDX30 Dinamis yang juga mencatatkan penurunan NAB 5,29% dalam sebulan terakhir ke level 500,11. Direktur Panin Asset Management (PAM) Rudiyanto mengatakan, pergerakan ETF tersebut mengacu dengan IDX30. "Saham big caps sebulan terakhir ini turunnya agak dalam," ungkap Rudiyanto kepada Kontan.co.id.

Apalagi, Rudiyanto menambahkan kalau Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) saat ini lebih banyak ditopang oleh medium-small caps. Sedangkan IDX30 dan indeks Sri Kehati banyak diisi oleh saham berkapitalisasi besar, sehingga penurunannya pun lebih dalam dari IHSG. 

Untuk 2021, Rudiyanto memperkirakan harga wajar IHSG di level 6.700 atau tumbuh sekitar 12% jika dibandingkan akhir tahun lalu. Dengan begitu, kinerja reksadana indeks diprediksi akan berada pada kisaran pertumbuhan tersebut. "Sentimen penopangnya ada pemulihan ekonomi, tren suku bunga rendah, dan sentimen terkait bertambahnya investor domestik," kata dia. 

Baca Juga: Reksadana pasar uang jadi satu-satunya reksadana berkinerja positif di pekan lalu

Berkaca dari kondisi saat ini dan prospek ke depan, tren penurunan NAB ETF kali ini bisa menjadi pertimbangan bagi para investor untuk mulai masuk atau beli secara berkala. Potensi return untuk produk ETF juga umumnya akan mengikuti pergerakan indeks dan selisih dengan IHSG dinilai tidak terlalu banyak.

Direktur Batavia Prosperindo Asset Management (BPAM) Yulius Manto juga optimistis terhadap prospek kinerja ETF tahun ini. Menurut dia, produk ETF khususnya yang berbasis saham memiliki prospek yang positif, seiring semakin jelasnya perkembangan vaksin yang ada. "Kami melihat pasar saham secara keseluruhan lebih positif dibandingkan dengan kelas aset lainnya," ujar Yulius. 

Bahkan, prediksinya return untuk produk ETF masih bisa menyentuh level double digit, dengan perkiraan indeks saham atau IHSG masih akan naik 15% hingga akhir tahun. Asal tahu saja, produk Batavia IDX30 ETF juga turun 5,54% dalam sebulan terakhir ke level 518,81.

Baca Juga: IHSG menguat ke 6.272 pada Selasa (23/2), net buy asing Rp 469 miliar

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×