Reporter: Rilanda Virasma | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 68,01 poin atau 0,89% ke 7.549 pada akhir perdagangan Rabu (30/7/2025).
Analis Riset Ekuitas Phintraco Sekuritas, Alrich Paskalis Tambolang menilai, pelemahan ini terjadi lantaran adanya aksi profit taking setelah IHSG mengalami reli lebih dari tiga pekan.
Dia mencatat, saham sektor infrastruktur mengalami koreksi terbesar yakni 3,21%, sebaliknya saham sektor teknologi membukukan kenaikan terbesar yakni 2,12%.
Baca Juga: IHSG Melemah 0,89% ke 7.549 pada Rabu (30/7), PGEO, ISAT, AMRT Jadi Top Losers LQ45
Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana menambahkan, pelemahan IHSG hari ini sejalan dengan pergerakan bursa global dan mayoritas regional Asia.
“Di sisi lain, kami perkirakan terjadi aksi profit taking dan juga efek dari rilis laporan keuangan emiten yang sedang berlangsung,” ujar Herditya kepada Kontan, Rabu (30/7).
Melansir data RTI Business, indeks Jepang Nikkei 225 terkoreksi 0,05%, begitupun indeks Hang Seng Hong Kong yang terkoreksi 1,36%.
Sraits Times Index Singapura juga turut memerah 0,24%, disusul FTSE 100 Index London yang turun 0,25%.
Sementara itu, Dow Jones Index Future New York tampak menguat dengan kenaikan 0,03%, sama halnya dengan Shanghai Composite Index yang menghijau berkat peningkatan sebesar 0,17%.
Secara teknikal, indikator Stochastic RSI kata Alrich mengalami Death Cross di area overbought dengan potensi terjadi pembalikan arah ke bawah. Indikator MACD juga kata dia menunjukkan penyempitan positive slope-nya dengan histogram positif yang menurun.
Alrich mencermati, volume jual juga mengalami kenaikan. Dengan demikian, dia memperkirakan IHSG berpotensi melanjutkan koreksi pada level resistance 7.470 dan resistance 7.500 di perdagangan Kamis (31/7/2025).
Senada, Herditya juga menaksir IHSG akan kembali terkoreksi dengan support 7.457 dan resistance 7.616 pada Kamis (31/7/2025).
Baca Juga: Investor Asing Masih Hati-Hati Berbelanja Saham
Sentimennya kata dia, pasar tengah mengantisipasi rilis data produk domestik bruto (PDB) Amerika Serikat (AS). Tak kalah dinanti, pasar juga sedang menunggu kelanjutan arah suku bunga acuan bank sentral AS, The Fed.
Alrich menambahkan, investor juga akan mencermati rilis data manufacturing PMI China di bulan Juli 2025 pada 31 Juli 2025 besok, yang diperkirakan cenderung stabil pada kisaran level 49,7.
Selain itu, lanjut Alrich, investor juga menantikan pertemuan Bank of Japan pada Kamis hari ini, yang diperkirakan akan mempertahankan suku bunga tetap pada level 0,5%.
Sedangkan indeks kepercayaan konsumen Jepang bulan Juli 2025 kata Alrich diperkirakan sedikit membaik pada level 35,1 dari 34,5 di Juni 2025.
“Investor juga akan menantikan indeks core PCE prices, yang merupakan data inflasi yang dicermati oleh The Fed, di mana pada bulan Juni diperkirakan naik menjadi 0,3% MoM (secara bulanan) dari 0,2% MoM di Mei 2025,” paparnya.
Dengan begitu, Alrich merekomendasikan investor untuk mencermati Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK), PT Astra Otoparts Tbk (AUTO), dan PT Pakuwon Jati Tbk (PWON).
Ada pula saham PT Bank Jago Tbk (ARTO) dan PT Perusahaan Perkebunan London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP).
Sementara itu, Herditya menyarankan investor untuk mengincar saham PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) dengan support Rp 154 dan resistance Rp 157; PT Alamtri Resources Indonesia Tbk (ADRO) di rentang support Rp 1.975 dan resistance Rp 2.050; Saham PT Cisarua Mountain Dairy Tbk (CMRY) di level support Rp 5.200 dan resistance Rp 5.325.
Selanjutnya: Intip Gift Code Ojol The Game 31 Juli 2025 Terupdate Berikut Ini
Menarik Dibaca: Intip Gift Code Ojol The Game 31 Juli 2025 Terupdate Berikut Ini
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News