Reporter: Krisantus de Rosari Binsasi | Editor: Sanny Cicilia
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja sejumlah emiten di sektor properti seperti PT Alam Sutera Realty Tbk (ASRI), PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) dan PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) hingga akhir tahun diprediksi cukup cerah.
Analis Binaartha Parama Sekuritas Muhammad Nafan Aji Gusta turut mengungkapkan hal yang sama. Ia mengatakan bahwa kebijakan Bank Indonesia untuk melonggarkan skema loan to value (LTV) bisa meningkatkan minat konsumen untuk membeli perumahan maupun properti lainnya dan tentu akan mengerek kinerja marketing sales masing-masing emiten properti.
"Misalnya pertemuan IMF yang akan digelar di Bali akan menjadi katalis positif bagi ASRI yang tengah menyelesaikan pembangunan patung GWK maupun proyek properti lainnya. Atau BSDE yang masih memiliki banyak land park untuk digarap," imbuhnya, Kamis (26/7).
Sementara itu untuk SMRA, Nafan bilang kinerja tengah menurun lantaran lemahnya demand. "Namun, ekspansi SMRA ke sejumlah daerah bisa menjadi alternatif bagi konsumen untuk membeli rumah atau properti lain dengan harga yang lebih murah," jelasnya.
Selain itu, Nafan juga mengungkapkan bahwa aksi dari ketiga emiten ini yang turut terlibat dalam pembangunan kawasan atau kota mandiri akan meningkatkan minat investor asalkan letaknya strategis.
Namun, Nafan bilang kinerja tiga emiten ini akan dihadapkan dengan sejumlah tantangan. Pertama, mengenai pelonggaran LTV, tentu tidak bisa dilakukan secara instant karena perlu waktu untuk beradaptasi.
Yang kedua, terkait pelemahan rupiah. Karena sejumlah material properti masih diimpor dari luar seperti dari Australia, Jepang maupun Jerman, maka ini bisa menjadi sentimen negatif bagi emiten-emiten di sektor terkait.
Maka, Nafan menganjurkan agar pemerintah perlu menetapkan tax holiday sehingga bisa menarik minat investor terhadap saham-saham properti.
"Perlu juga ada kemudahan dalam pengurusan administrasi misalnya soal pengurusan izin untuk membeli lahan atau membangun perumahan. Ini sebagai antisipasi atas harga tanah maupun produk properti lainnya yang terus naik dari tahun ke tahun," terangnya.
"Selain itu, pemerintah juga perlu menjaga kestabilan fundamental makroekonomi domestik dan terus meningkatkan kapasitas produk lokal guna memangkas lonjakan kinerja impor serta melakukan sosialisasi kepada masyarakat untuk meningkatkan rasa cinta terhadap produk-produk lokal," tambah Nafan.
Nafan bilang, sentimen perang dagang yang mulai mereda dan kebijakan fiskal dari pemerintah China yang menjadi sentimen negatif bagi dollar tentu akan menjadi katalis positif bagi IHSG termasuk kinerja emiten di sektor properti.
"Asalkan emiten-emiten tersebut terus mempertahankan kualitas produk-produknya," tandasnya.
Sementara itu dari sisi saham, Nafan merekomendasikan untuk buy ASRI dengan target harga di jangka panjang di level Rp 530 per saham.
Dia juga merekomendasikan buy BSDE dengan target harga di jangka menengah hingga jangka panjang di level Rp 1.710 per saham. Lalu untuk SMRA, Nafan juga merekomendasikan buy di jangka panjang dengan target harga Rp 1.270 per saham.
Sebagai informasi, Saham ASRI hari ini bertahan di Rp 334 per saham. Sedangkan BSDE turun 0,34% menjadi Rp 1.480, dan SMRA turun 0,62% menjadi Rp 800 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News