Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Wahyu T.Rahmawati
Setali tiga uang, Co-founder Cryptowatch dan pengelola channel Duit Pintar Christopher Tahir menyebut dari berbagai aset kripto, ia menilai ETH berpotensi punya kinerja paling apik. Hanya saja, ia melihat kinerja apik ETH tidak akan bertahan lama karena hype akan upgrade jaringan ke Ethereum 2.0 juga tidak akan bertahan lama.
Sementara untuk sentimen di pasar aset kripto secara umum, Christopher melihat sentimen utamanya masih akan berkutat di seputaran penambangan Bitcoin yang mana jumlah penambangnya sudah berkurang cukup banyak. Hal ini sejalan dengan langkah pemerintah China yang memblokir penambangan Bitcoin hingga pemblokiran akun media sosial pro-kripto.
“Di samping itu, fokus kepada adopsi Bitcoin oleh negara-negara dan juga penggunaannya sebagai aset lindung nilai oleh beberapa institusi ke depannya. Jika berjalan positif maka akan jadi sentimen positif, begitupun sebaliknya,” imbuh Christopher.
Sementara Gabriel melihat keputusan US Securities & Exchange Commission (SEC) untuk memberikan persetujuan terhadap penggunaan ETF Bitcoin akan jadi kunci. Ia bilang, ketika Bitcoin ETF sudah disetujui oleh SEC, maka akan menjadi gerbang untuk masuknya uang dari kelompok perbankan dan asuransi ke bitcoin.
Baca Juga: Perlukah ada bursa khusus aset kripto? Begini tanggapan Aspakrindo
Dengan kondisi market yang masih bearish, Gabriel bilang ini jadi momen yang tepat bagi para investor jangka pendek untuk menghasilkan uang. Pasalnya, para investor bisa membeli aset kripto dengan harga yang sedang diskon. Di luar koin utama, ia merekomendasikan para investor memilih Altcoin yang berbasis DeFi karena punya fundamental yang lebih jelas.
Pilihannya jatuh pada 1inch karena permintaan use & case sekarang berada pada exchange dan 1inch merupakan aggregator exchange yang bisa membuat penggunanya mendapatkan harga terbaik ketika transaksi. Sementara untuk jangka panjang, ia melihat Bitcoin dan ETH masih jadi pilihan utama.
“Hingga saat ini, untuk mendapatkan return konsisten di kripto secara jangka panjang, Dollar Cost Averaging (DCA) masih menjadi strategi yang paling tahan banting. DCA di Bitcoin (tidak aset lain), terbukti mampu memberikan rata-rata imbal hasil sekitar 100% per tahunnya dalam kurun waktu 10 tahun terakhir,” Christopher menambahkan.
Baca Juga: Tertekan sebulan terakhir, aset kripto diproyeksikan bangkit pada semester kedua 2021
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News