kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,02   -8,28   -0.91%
  • EMAS1.318.000 0,61%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Berakhir di atas 6.100 dalam enam hari, IHSG diprediksi lanjut naik pada Oktober


Rabu, 29 September 2021 / 18:36 WIB
Berakhir di atas 6.100 dalam enam hari, IHSG diprediksi lanjut naik pada Oktober
ILUSTRASI. Pada perdagangan hari ini, Rabu (29/9), IHSG menguat 0,81% ke level 6.162,55.


Reporter: Nur Qolbi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) selalu ditutup di atas level 6.100 selama enam hari perdagangan berturut-turut. Hal ini berbeda dengan awal dan pertengahan September 2021 ketika IHSG kerap kali ditutup di bawah level 6.100.

Pada perdagangan hari ini, Rabu (29/9), IHSG menguat 0,81% ke level 6.162,55. Posisi ini sudah lebih tinggi dibanding level penutupan pada akhir Agustus 2021 yang berada di level 6.150,3.

Kepala Riset Henan Putihrai Sekuritas Robertus Yanuar Hardy memperkirakan, IHSG pada bulan Oktober 2021 akan naik kembali. Pendorongnya berasal dari adanya rebalancing pembobotan baru IHSG yang dapat berpengaruh baik terhadap likuiditas saham-saham blue chip ke depannya.

"Saya memperkirakan, IHSG pada bulan Oktober 2021 akan bergerak dalam rentang 6.100-6.200," kata Robertus saat dihubungi Kontan.co.id, Rabu (29/9). Sementara sampai dengan akhir tahun, dia memprediksi, IHSG bisa kembali ke kisaran level 6.200-6.300.

Baca Juga: Disokong aksi beli asing, IHSG menguat 0,81%

Meskipun begitu, menurut Robertus, kenaikan IHSG  tersebut baru akan terjadi jika dua sentimen negatif yang membayangi pasar saham dunia bisa mereda. Pertama, negosiasi plafon utang Amerika Serikat berjalan baik dan tidak diikuti oleh government shutdown. Kedua, sudah ada rencana penyelesaian dan restrukturisasi utang perusahaan properti asal China, Evergrande.

"Kalau dua hal tersebut tidak dapat terpenuhi, maka semua skenario bullish tak bakal terwujud," ucap Robertus. Malahan, IHSG berpotensi turun kembali ke bawah level 6.000.

Melihat situasi tersebut, Robertus menyarankan investor untuk menjalankan strategi beli secara selektif (selective buy), terutama di sektor yang berpotensi untuk pulih lebih tinggi. Sebagai contoh, saham-saham dari sektor perbankan seperti BBNI dan BMRI, lalu telekomunikasi seperti EXCL dan TOWR, serta pertambangan seperti INCO dan ARCI.

Baca Juga: Kurs rupiah berpotensi menguat pada Kamis (30/9)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×