Reporter: Achmad Jatnika | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kurs rupiah melemah 0,14% ke level Rp 14.293 per dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Rabu (29/9). Sedangkan kurs rupiah Jisdor melemah 0,26% dan ditutup di level Rp 14.307 per dolar AS.
Analis Global Kapital Investama, Alwi Assegaf, menilai sentimen rupiah lebih banyak dipengaruhi oleh faktor eksternal, yang datang dari ekspektasi kenaikan suku bunga The Fed dan kekhawatiran akan inflasi AS.
“Dalam rapatnya minggu lalu, The Fed mulai memberi sinyal tapering di akhir tahun dan diperkirakan akan berakhir pada pertengahan tahun 2022, yang kemudian akan diikuti oleh kenaikan suku bunga di tahun 2020,” kata Alwi, Rabu (29/9).
Dengan perkiraan kenaikan suku bunga yang lebih awal dari prediksi semula di tahun 2023, dampak dari sikap The Fed yang hawkish ini menurut Alwi, membuat yield obligasi AS tenor 10 tahun naik ke level tertinggi 3 bulan, di angka 1,5%.
Baca Juga: Rupiah diperkirakan cenderung menguat di hari Kamis (30/9)
Selain itu, dengan kenaikan yield obligasi AS, maka selisih dengan yield obligasi Indonesia menyempit, sehingga kurang menarik lagi bagi investor untuk mengincar yield yang lebih tinggi lagi.
“Karena, biasanya emerging markets menawarkan imbal hasil yang lebih tinggi untuk menarik minat investor,” ujar Alwi kepada Kontan.co.id, Rabu (29/9).
Sentimen lain adalah dari masih belum jelasnya mengenai perdebatan debt ceiling AS juga dinilai makin memperberat sentimen rupiah. Alwi melihat, Menteri Keuangan AS Janet Yellen memperingatkan anggota parlemen, jika mereka gagal mencegah bencana ekonomi yang akan datang, maka akan ada penutupan pemerintah, dan akan ada krisis finansial dari negara adidaya tersebut.
Yellen juga menargetkan inflasi akan naik 4%, dua kali lipat dari target bank sentral yang sebesar 2%. Alwi memperkirakan nilai tukar rupiah akan bergerak di rentang Rp 14.270 per dolar AS–Rp 14.305 per dolar AS dengan kecenderungan menguat pada Kamis (30/9).
Baca Juga: IHSG menguat 0,81% pada Rabu (29/9), net buy asing mencapai Rp 1,7 triliun
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News