Reporter: Irene Sugiharti | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasca dilakukannya re-balancing LQ-45 tidak membuat saham-saham dengan free float tinggi mutlak lebih unggul ketimbang saham-saham dengan free float rendah.
Analis Bina Artha Sekuritas, Muhammad Nafan Aji menilai saham-saham yang free float tinggi tidak menjamin saham-saham tersebut mutlak baik untuk diakumulasikan. Kriteria free float menurut Nafan hanyalah sebuah metode yang digunakan untuk mengikuti jejak negara-negara maju yang sebelumnya sudah menerapkan system ini terlebih dahulu.
Baca Juga: Rebalancing LQ45, analis sarankan investor tetap lihat kinerja perusahaan
"Sebenarnya untuk kriteria free float agar lebih supaya pasar modal kita mengikuti cara atau aturan penetapan emiten-emiten yang liquid dari negara-negara maju. Namun, meski demikian kalau misalnya kita lihat yang keluar dari LQ-45 aja misalkan PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) keluar tapi pergerakannya masih oke, dibandingkan HMSP masih di list tapi kan pergerakan trend nya relative mengalami downtrend. Biasanya dinamika pasar seperti itu.” tutur Nafan, Senin (25/7).
Nafan melihat pelaku pasar terbagi menjadi beberapa kategori. Ada yang mencermati LQ-45 tapi ada juga yang mencermati liquiditas ataupun trend pergerakan harga saham maupun dari segi fundamental.
Pengaplikasian system free float 100% menurut Nafan hingga saat ini sudah menjadi acuan yang tepat dan cocok bagi pasar domestic berkaca pada negara-negara maju yang sudah lebih dahulu menerapkan system ini.
Baca Juga: Rebalancing LQ45 bukan untuk menilai suatu saham layak dibeli atau tidak
Ketika ditanya perihal prospek-prospek saham dengan free float tertinggi di LQ-45 Nafan merekomendasikan PT Matahari Department Store Tbk (LPFF) diakumulasikan dengan target jangka pendek di angka 4.050.