Reporter: Benedicta Prima | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rebalancing LQ45 dengan memperhitungkan free float 100% akan segera dilakukan. Bursa Efek Indonesia (BEI) juga sudah mengumumkan saham yang menduduki indeks tersebut.
Akibatnya ada perubahan bobot saham, beberapa saham bisa jadi berkurang bobotnya. Pengurangan bobot tersebut bisa menjadi tekanan harga saham berkaitan.
Baca Juga: Fakta Saham HMSP: Harga Mencapai Rekor Terendah tapi direkomendasikan 70% Analis
Misal saham PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) yang bobotnya akan menjadi 14,24% dari 15,01%. Penurunan bobot tersebut diikuti penurunan harga dalam satu pekan mencapai 4,58% ke level Rp 43.200.
Padahal secara fundamental, UNVR masih mencatatkan kenaikan pendapatan 8,2% menjadi Rp 21,45 triliun. Laba UNVR juga naik 5,12% menjadi Rp 3,69 triliun. Kendati begitu, Analis Jasa Capital Utama Chris Apriliony menjelaskan tekanan tersebut hanya berjangka pendek.
Baca Juga: Potensi pasar besar, Danareksa Investment Management akan luncurkan ETF baru
"Secara jangka pendek dengan adanya pergeseran bobot ke IHSG tentu beberapa perusahaan yang bobotnya lebih besar akan lebih menarik," jelas Chris kepada Kontan, Senin (29/7).
Kondisi tersebut terjadi karena reksadana akan menyesuaikan portofolionya. Maka dari itu, investor justru tetap harus melihat kinerja fundamental perusahaan termasuk juga valuasinya.
"Karena tidak serta merta dengan bobot paling banyak berpengaruh pada indeks, maka perusahaan tersebut wajib diinvestasikan, tetapi investor harus lebih jeli dalam melihat kinerja performa perusahaan itu," jelas dia.
Baca Juga: IHSG memerah 0,41% menutup perdagangan Senin (29/7)
Dengan demikian, rasio free float bukan menunjukkan suatu saham layak untuk dibeli. Justru karena perubahan free float ini lebih akan menjadi pertimbangan reksadana yang portofolionya mengikuti LQ45 karena biasanya reksadana akan menunjukkan perform jika dibandingkan dengan Indeks itu sendiri.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News