kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

BEI Lakukan Rebalancing Indeks, Simak Rekomendasi Sahamnya


Kamis, 26 Oktober 2023 / 20:30 WIB
BEI Lakukan Rebalancing Indeks, Simak Rekomendasi Sahamnya
ILUSTRASI. Bursa Efek Indonesia (BEI) melakukan evaluasi (rebalancing) minor dan mayor terhadap sejumlah indeks, termasuk LQ45. ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan


Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bursa Efek Indonesia (BEI) melakukan evaluasi (rebalancing) minor dan mayor terhadap sejumlah indeks, termasuk LQ45. Periode efektif evaluasi ini berlangsung mulai tanggal 1 November - 31 Januari 2023.

Indeks IDX30, LQ45, IDX80, Kompas100, dan PEFINDO25 mendapatkan evaluasi minor. Sementara Indeks BISNIS-27, MNC36, dan SMInfra18 mendapatkan evaluasi mayor.

Sejumlah saham di LQ45 mengalami perubahan bobot dalam perhitungan indeks. Total saham yang mengalami perubahan bobot ada 19 saham di LQ45.

Di indeks LQ45, ANTM, TOWR, INCO, EXCL, dan BBRI tercatat mengalami kenaikan jumlah saham dalam perhitungan indeks.

BBRI misalnya, sebelumnya hanya memiliki jumlah saham terhitung sebanyak 49,9 miliar saham dengan bobot 14,29% terhadap indeks. Seusai evaluasi minor, jumlah saham BBRI menjadi 52,4 miliar saham dengan bobot 15% terhadap indeks.

Baca Juga: Saham Blue Chip Tertekan, Cermati Rekomendasi Analis

Sementara, BBCA, ADRO, MEDC, EMTK, dan BBNI mengalami pengurangan bobot dalam perhitungan indeks.

BBCA sebelumnya memiliki jumlah saham 30,7 miliar saham dengan bobot 15,55% terhadap indeks. Seusai evaluasi minor, jumlah saham BBCA tinggal 29,6 miliar saham atau 15% bobotnya terhadap indeks.

Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Nafan Aji Gusta mengatakan, evaluasi tersebut terjadi karena ada volatilitas pasar.

“Di sisi lain, rebalancing indeks tersebut juga bisa berpengaruh ke pasar. Namun, sifatnya sementara saja,” ujarnya saat ditemui Kontan.co.id, Kamis (26/10).

Secara umum, emiten yang mengalami rebalancing biasanya karena ada perubahan kinerja. Jika saham itu baru masuk, kinerjanya dinilai sedang bagus.

“Penilaian bagusnya tak hanya dari sisi market cap dan likuiditas, tetapi juga dari sisi fundamental perusahaan,” paparnya.

Penyesuaian pembobotan indeks akan mempengaruhi pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) secara keseluruhan. 

“Penurunan IHSG hari ini juga mungkin ada pengaruhnya dari rebalancing ini, jika dilihat dari sisi domestik. Meskipun, dampaknya kecil,” tuturnya.

Baca Juga: Rebalancing Indeks, Begini Strategi dari Manajemen Investasi

Nafan mengatakan, sebelum ada pengumuman rebalancing, biasanya akan ada emiten yang kinerjanya telah mengalami apresiasi terlebih dulu.

Investor pun akan berekspektasi kinerja emiten-emiten ini bisa lebih progresif di kuartal selanjutnya dan mulai masuk untuk membeli.

IDX30 dan LQ45 dilihat Nafan menjadi indeks yang diperhatikan kinerjanya oleh para pelaku investor dan manajer investasi sebagai pemilihan dalam memperkuat kinerja portofolio. 

“LQ45 itu berisi saham-saham dengan likuiditas dan market cap yang bagus, termasuk kinerja fundamental mereka,” katanya.

Nafan pun merekomendasikan accumulate untuk GGRM, PGAS, TOWR, ESSA, dan INDF dengan target harga masing-masing Rp 25.800 - Rp 28.950, Rp 1.370 - Rp 1.615, Rp 950 - Rp 1.060, Rp 720 - Rp 865, dan Rp 6.900 - Rp 7.100 per saham.

Buy on weakness untuk MEDC, BBRI, BMRI, dan BBCA dengan target harga Rp 1.490 - Rp 1.610, Rp 5.125 - Rp 5.575, Rp 5.900 - Rp 6.600, dan Rp 9.100 - Rp 9.450 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×