kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Simak Rekomendasi Saham BUMI dan BRMS yang Diproyeksi Gabung ke Indeks LQ45


Senin, 24 Juli 2023 / 08:59 WIB
Simak Rekomendasi Saham BUMI dan BRMS yang Diproyeksi Gabung ke Indeks LQ45
ILUSTRASI. BUMI dan BRMS diproyeksi masuk jajaran indeks LQ45


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dua saham emiten grup Bakrie, yakni PT Bumi Resources Tbk (BUMI) dan anak usahanya, PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS), diramal akan masuk ke jajaran indeks LQ45. Sejumlah riset dari beberapa sekuritas memasukkan nama BUMI dan BRMS sebagai kandidat kuat penghuni indeks paling likuid di Bursa Efek Indonesia (BEI) ini.

Direktur dan Sekretaris Perusahaan BUMI Dileep Srivastava menilai, kembalinya BUMI ke jajaran penghuni Indeks LQ45 akan menjadi bukti transformasi BUMI menjadi perusahaan yang bebas utang sejak Oktober 2022. Kondisi ini memudahkan BUMI melakukan sebagian pendanaan untuk melakukan hilirisasi batubara dan diversifikasi ke bisnis non-batubara

Pengamat Pasar Modal Teguh Hidayat menilai, aspek likuiditas  menjadi faktor utama masuknya suatu saham ke jajaran indeks LQ45, bukan aspek fundamental. Itulah sebabnya, emiten yang masih merugi seperti PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) bisa masuk ke indeks ini.

“Banyak yang menganggap saham-saham LQ45 adalah saham-saham yang bagus, itu keliru,” kata Teguh kepada Kontan.co.id, Minggu (23/7).

Dalam hal ini, potensi BUMI dan BRMS masuk ke indeks LQ45 juga disebabkan oleh likuiditas kedua saham ini yang cukup tinggi. Teguh mengamati, saham BUMI dan BRMS diperdagangkan cukup ramai di tengah penurunan volume perdagangan bursa akhir-akhir ini.

Baca Juga: Ini Deretan Emiten yang Diramal Masuk dan Keluar Indeks LQ45, Ada BUMI Hingga GGRM

”Jadi kalau memang mereka masuk (ke Indeks LQ45) sebenarnya wajar, tetapi tetap bukan berarti perusahaan yang bagus,” kata dia.

Menurut Teguh, ramainya perdagangan saham BUMI dan BRMS disebabkan oleh harga nominal saham ini yang sudah cukup rendah. Saat ini saham BUMI berada di harga Rp 142 per saham dan saham BRMS di level Rp 183. Hal ini menjadikan banyak pelaku saham senang memperdagangkan saham BUMI.

“Karena, untuk memiliki saham ini dalam jumlah banyak, investor tidak perlu merogoh kocek yang dalam,“ sambung dia.

Secara kinerja, Teguh melihat kedua emiten ini akan mengalami penurunan, seiring dengan melandainya harga komoditas batubara hingga logam mineral.  Terlepas dari hal itu, masuknya saham BUMI dan BRMS ke dalam  jajaran LQ45 dinilai Teguh bisa menjadi katalis positif jangka pendek bagi kedua saham ini.

Sebab, ada sejumlah perusahaan aset manajemen yang hanya membatasi portofolio investasinya hanya pada saham-saham LQ45. Artinya, jika kedua saham ini masuk ke dalam indeks LQ45, ada potensi pembelian saham BUMI dan BRMS oleh manajer investasi.

 

Secara fundamental, Teguh tidak merekomendasikan saham BUMI dan BRMS. Namun, bila investor meyakini peluang BUMI dan BRMS untuk masuk ke LQ45 cukup besar, investor bisa melakukan pembelian kedua saham ini mulai sekarang untuk memanfaatkan momentum jangka pendek.

Sebab, pelaku pasar akan kehilangan momentum jika baru membeli ketika pengumuman hasil evaluasi mayor. “Kalau misalnya diumumkan dan ternyata BUMI dan BRMS tidak masuk, sahamnya bisa turun lagi. Jadi ada peluangnya dan ada risikonya juga," tutup dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×