Reporter: Dea Chadiza Syafina |
JAKARTA. Direktur Utama Bursa Efek Indonesia Ito Warsito senang bahwa pertumbuhan Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia terus mengalami kenaikan. Sejak awal tahun 2013 saja, pertumbuhan kenaikan IHSG sudah lebih dari 12% atau sudah lebih dari dua kali pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun lalu yang hanya 6% saja.
Faktor pendorong kenaikan IHSG menurut Ito adalah pencatatan sejumlah saham perdana atau initial public offering (IPO). Sampai dengan Maret 2013 ini, telah ada 7 emiten dengan total nilai emisi IPO sebesar Rp 2,15 triliun.
Sepanjang periode itu, beberapa emiten yang tercatat di BEI antara lain, PT Pelayaran Nasional Bina Buana Raya Tbk (BBRM) Rp 138 miliar, PT Saraswati Griya Lestari Tbk (HOTL) Rp 101,75 miliar, PT Sarana Meditama Metropolitan Tbk (SAME) Rp 72 miliar, PT Multi Agro Gemilang Plantation Tbk (MAGP) Rp 440 miliar, PT Trans Power Marine Tbk (TPMA) Rp 90,85 miliar, PT Steel Pipe Industry of Indonesia Tbk (ISSP) Rp 855,5 miliar, dan yang paling baru adalah PT Dyandra Media International Tbk (DYAN) Rp 448,7 miliar.
Jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, jumlah emiten yang telah mencatatkan sahamnya di BEI terlampau jauh. Pada tahun lalu, BEI hanya mencatat tiga emiten dengan total emisi Rp 757 miliar yang berlangsung pada Januari hingga Februari.
Nama emiten yang menghiasi papan perdagangan BEI di periode tersebut antara lain, PT Minna Padi Investama Tbk (PADI), PT Tiphone Mobile Indonesia Tbk (TELE), dan PT Surya Essa Perkasa Tbk (ESSA). Masing-masing emiten yang disebut tadi, mencatat nilai emisi Rp 186 miliar untuk PADI, Rp 418,5 miliar TELE, dan Rp 152,5 miliar ESSA.
Karena itu, menurut Ito, pertumbuhan IHSG masih terbuka luas. "Termasuk dengan adanya IPO emiten baru, akan menambah kenaikan IHSG," kata Ito di Gedung BEI, Jakarta, Rabu (3/4).
Manajemen BEI belakangan ini mengaku tetap optimistis bisa mencapai 30 emiten baru di tahun ini. Itu karena pencatatan saham melalui IPO masih sangat diminati terutama jika melihat tren pasar saham yang tengah menguat.
Tingginya pertumbuhan IHSG ini, dikatakan Ito, ditentukan oleh pertumbuhan kinerja emiten. Menurutnya, pertumbuhan IHSG tidak ada korelasinya dengan pertumbuhan ekonomi. Namun, jika pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap bertahan baik, maka jumlah perseroan yang melakukan IPO bisa bertambah.
Informasi saja, hingga akhir tahun lalu, BEI mencatat 23 emiten IPO. Dari jumlah itu, total nilai emisi mencapai Rp 10,136 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News