Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Tri Sulistiowati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bos Bursa Efek Indonesia (BEI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) buka suara terkait dampak pelantikan Presiden Terpilih Amerika Serikat (AS) Donald Trump ke pasar saham.
Asal tahu saja, Trump bakal dilantik sebagai presiden AS di Gedung Capitol AS pada Senin (20/1) pagi waktu setempat.
Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota BEI, Irvan Susandy mengakui, masih optimistis akan kinerja bursa usai pelantikan Donald Trump di tengah maraknya aksi investor yang cabut dari pasar saham ke aset investasi lain, termasuk kripto.
Aset kripto saat ini memang tengah menjadi magnet bagi investor global. Namun, hal itu hanya upaya para investor dalam melakukan diversifikasi aset.
Baca Juga: Trump Dikecam Keras, Peluncuran Koin Meme Diduga Hanya untuk Kepentingan Pribadi
“Diversifikasi portofolio itu wajar, tapi kita harus tetap optimistis. Pasar modal Indonesia masih punya potensi besar untuk terus berkembang,” ujarnya saat ditemui di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI) Senin (20/1).
Menurut Irvan, pergerakan aset investasi sangat bergantung pada tren pasar yang bersifat siklikal. Meskipun saat ini kripto jadi primadona, tetapi kinerja pasar saham pernah lebih baik dari aset koin digital itu.
“Misalnya, dua tahun lalu, saham jauh lebih baik daripada kripto. Semua ini ada masanya. Investor yang bijak biasanya akan menyebar investasinya di berbagai instrumen,” ungkapnya.
Terkait aliran dana asing yang masih keluar dari pasar saham, Irvan melihat, tren itu masih akan terjadi di sepanjang kuartal I atau kuartal II 2025. Sebab, pasar masih menanti kebijakan dari pemerintahan baru di bawah kepemimpinan Trump.
“Namun, kebijakan Bank Indonesia (BI) yang menurunkan suku bunga baru-baru ini sudah memberi dorongan positif ke pasar modal,” tuturnya.
Direktur Utama BEI, Iman Rachman mengatakan, dampak dari pelantikan Trump bakal tercermin secara langsung ke kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
“Pergerakan IHSG itu bisa jadi indikator untuk melihat dampak pelantikan Trump ke kinerja pasar saham domestik secara makro,” ujarnya saat ditemui di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI) Senin (20/1).
Senada dengan Irvan, Iman juga mengaku optimistis dengan kinerja pasar saham Indonesia di tahun 2025 usai pelantikan Trump. Hal itu juga terkait dengan keunggulan aset saham yang lebih unggul dari sisi regulasi dan stabilitas jika dibandingkan dengan aset kripto.
“Tahun ini memang penuh tantangan, tapi kami yakin dengan langkah literasi yang kuat, investor akan tetap mempertimbangkan pasar modal sebagai bagian penting dari portofolio mereka,” ungkapnya.
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Mahendra Siregar mengatakan, pelantikan Trump tidak akan berpengaruh besar terhadap ekonomi Indonesia.
“Perekonomian secara domestik masih kuat. Kita perkuat fokus untuk bisa menggerakan perekonomian di dalam negeri,” ujarnya saat ditemui di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI) Senin (20/1).
Menurut Mahendra, masih terlalu cepat untuk memperkirakan dampak ekonomi secara internasional usai pelantikan Trump. Namun, dia berharap, pimpinan negara besar memiliki orientasi pada kesejahteraan penduduk dunia secara menyeluruh.
Sebab, tantangan perekonomian domestik dan global masih terjadi dalam beberapa waktu terakhir. Termasuk, dari sisi peningkatan kerja sama perdagangan dan investasi internasional.
“Diharapkan (kondisi tersebut) tidak semakin memburuk, walaupun masih ada tantangan global yang tidak mudah,” ungkapnya.
Baca Juga: Cuaca Dingin, Pelantikan Donald Trump Akan Digelar di Dalam Gedung Capitol
Selanjutnya: Fantastis! Paket Hotel Mewah Pelantikan Trump Rp 1,2 Miliar Ludes dalam Waktu Singkat
Menarik Dibaca: Promo Superindo Hari Ini 20-23 Januari 2025, Alpukat 1 Kg Cuma Jadi Rp 23.900
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News