Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bursa Efek Indonesia (BEI) berencana untuk mengeluarkan dua indeks baru, yakni IDX Value 30 (IDXV30) dan IDX Growth 30 (IDXG30). Dua indeks anyar ini rencananya akan diluncurkan pada 12 Agustus 2019 mendatang.
Adapun latar belakang BEI merilis dua indeks baru ini adalah tumbuhnya penggunaan indeks untuk produk investasi berbasis indeks BEI seperti ETF dan reksadana indeks.
Untuk diketahui, tahun 2014 terdapat 8 produk ETF. Jumlah ini terus meningkat hingga Maret 2019 terdapat 26 produk ETF.
Baca Juga: BEI akan evaluasi secara berkala kedua indeks barunya, simak aturan mainnya
"Itulah kenapa kita mengeluarkan indeks baru karena memang banyak permintaan dari pasar terkait produk berbasis indeks," ungkap Kautsar Primadi Nurahmad selaku Head of Unit Product Development 1 BEI di gedung BEI Jakarta, Selasa (6/8).
Konsep pembagian saham berdasarkan style investasi (value/growth) dipilih BEI karena konsep tersebut merupakan konsep indeks yang paling banyak dipakai dan dihitung oleh index providers bursa-bursa utama dunia seperti Bursa Saham Australia atau Australian Securities Exchange (ASX) dan Bursa Saham Jepang (JPX).
Penghuni dua saham anyar ini dipilih dari Indeks IDX80. "Kami pilih dari IDX80 karena kami sudah memikirkan likuiditasnya, kami sudah memikirkan market capitalization-nya, kepatuhannya bagus," terang Kautsar.
Syarat suatu saham untuk masuk ke dalam IDX 30 Value adalah saham yang memiliki PBV dan PER yang rendah.
Baca Juga: Yuan melemah, Analis: Semua emiten terkena imbasnya
Secara sederhana, Indeks IDXV30 adalah indeks yang mengukur kinerja harga dari 30 saham yang memiliki valuasi harga yang rendah dengan likuiditas transaksi serta kinerja keuangan yang baik.
"Saham yang masuk tidak memiliki rasio price-to-earnings (PER) dan price- to-book value (PBV) bernilai ekstrem," tambah Kautsar.
Selain itu, penghuni indeks IDXV30 juga harus membukukan laba bersih dan ekuitas positif sebagai seleksi awal (elligibility).
Untuk diketahui, penghitungan PER dan PBV masing-masing saham IDXV30 mengacu pada Laporan Keuangan terakhir yang diterbitkan oleh perusahaan tercatat dengan laba bersih dihitung secara trailing 12 bulan terakhir.
Baca Juga: Yuan China melemah, Sri Rejeki Isman (SRIL): Kami masih kompetitif
Sementara itu, IDXG30 adalah indeks yang mengukur kinerja harga dari 30 saham yang memiliki tren pertumbuhan laba bersih dan pendapatan relatif terhadap harga dengan likuiditas transaksi serta kinerja keuangan yang baik.
Saham-saham yang memenuhi syarat untuk masuk ke dalam indeks IDXG30 adalah saham yang memiliki nilai skor Price to Earnings Ratio (PER) dan Price to Sales Ratio (PSR) tertinggi selama tiga tahun terakhir.
Penghitungan tren pertumbuhan PER dan tren pertumbuhan PSR masing-masing saham mengacu pada laporan keuangan terakhir dan historikal 3 tahun sebelumnya yang diterbitkan oleh perusahaan tercatat dengan laba bersih dan penjualan dihitung secara trailing 12 bulan terakhir.
Baca Juga: Perang dagang berlanjut, Sri Rejeki Isman (SRIL) genjot penjualan ke AS
Hari dasar pemberlakuan kedua indeks ini adalah per 30 Januari 2014. Pemberlakuan 'hitung mundur' ini dilakukan agar investor mengetahui karakteristik kedua indeks tersebut.
"Supaya ketika investor subscribe atau berlangganan indeks ini mereka tahu karakteristiknya seperti apa, mereka sudah bisa menilainya" ujar Kautsar.
Dengan adanya IDXV30 dan IDXG30, Kautsar berharap pilihan para manajer investasi untuk menciptakan produk reksadana berbasis indeks semakin variatif.
"Setidaknya kami bisa memberi warna lain untuk bisnis mereka tergantung selera dari para manajer investasi," tutup Kautsar.
Baca Juga: Penurunan IHSG menyempit, ini saham-saham dengan net buy terbesar asing
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News