kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

BEI akan cek perusahaan Edward Soeryadjaya


Senin, 12 Mei 2014 / 17:31 WIB
BEI akan cek perusahaan Edward Soeryadjaya
Drakor terbaru Alchemy of Souls 2 hingga Reborn Rich dan The Red Balloon bersaing di deretan drakor rating tertinggi pada minggu ketiga bulan Desember tahun 2022.


Reporter: Amailia Putri Hasniawati | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Manajemen PT Siwani Makmur Tbk (SIMA) telah resmi meminta kepada Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk membuka suspensi saham perseroan. Namun, otoritas BEI mengaku tidak bisa begitu saja memenuhi permintaan itu.

Hoesen, Direktur Penilaian Perusahaan BEI mengatakan, salah satu yang harus dipatuhi oleh perseroan adalah positifnya kinerja SIMA. "Minimal harus mencatatkan laba dulu," ujarnya kepada KONTAN, akhir pekan lalu. 

Selain itu, lanjut dia, manajemen SIMA menyatakan akan mengubah lini usaha. Namun, hingga kini, perseroan belum menginformasikan lini bisnis barunya. Saat ini bisnis SIMA bergerak di bidang industri kemasan fleksibel.

"Kami akan cek ke lapangan untuk melihat kegiatan (produksi) perusahaan," imbuh Hoesen.

Saham SIMA telah disuspen sejak 20 Januari 2011 lantaran keberlanjutan usaha yang diragukan. Kegiatan operasional terganggu sehingga kinerjanya pun terpuruk dan terus-terusan merugi. Bahkan, hingga kuartal I-2014, SIMA masih membukukan rugi bersih sebesar Rp 3,23 miliar. 

BEI belum melakukan delisting paksa (forced delisting) karena adanya upaya-upaya perseroan untuk melakukan pembenahan.Tahun lalu, ada investor baru yang masuk ke perusahaan yang digawangi putra sulung Willlam Soeryadjaya, Edward Seky Soeryadjaya, ini. Investor baru itu adalah Roots Capital Asia Limited (RACL). 

Saat ini, RACL menjadi pemegang saham mayoritas SIMA dengan kepemilkan sebesar 79,10%. Pemilik tunggal RACL adalah Yeung Kin Bond Sydney. Roots merupakan kreditur SIMA yang sepakat untuk menukar pinjamannya dengan kepemilikan saham SIMA.

Total utang SIMA kepada RACL yang masih tertunggak ketika itu mencapai Rp 52,51 miliar. Konversi utang menjadi saham ini dilakukan tahun lalu. Selanjutnya, RACL dan Edward Soeryadjaya mengucurkan pinjaman untuk menyuntik modal SIMA. Masing-masing pinjaman senilai Rp 20 miliar dan Rp 12,53 miliar. 

Edward yang merupakan Direktur Utama SIMA melalui surat  resmi tertanggal 9 Mei 2014 meminta agar BEI membuka suspensi saham SIMA. 

"Kami mengajukan permohonan untuk dapat menjelaskan kegiatan dan perkembangan perseroan saat ini secara langsung," jelas surat itu. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×