kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Begini strategi CEO UOB AM Ari Adil membangun portofolio investasi berkelanjutan


Sabtu, 10 April 2021 / 07:00 WIB
Begini strategi CEO UOB AM Ari Adil membangun portofolio investasi berkelanjutan


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Berpengalaman lebih dari 15 tahun di dunia pengelolaan investasi, Ari Adil Chief Executive Officer UOB Asset Management Indonesia memilih reksadana sebagai instrumen utama dalam membangun portofolio investasinya. Selain disiplin berinvestasi, kini Ari tengah fokus mengembangkan investasinya pada instrumen investasi yang berbasis environment, social, and governance (ESG).

Strategi investasi tersebut dia lakukan karena menyadari investasi secara berkelanjutan penting untuk tujuan investasi dalam jangka panjang. "Reksadana adalah produk investasi yang powerfull karena dikelola oleh ahlinya, yaitu manajer investasi," kata Ari yang menyelesaikan gelar master di bidang commerce dari University of Sydney pada 2002.  

Selain itu, Ari menyukai instrumen reksadana karena bisa berinvestasi mulai dari modal awal yang sangat terjangkau. Dalam membangun portofolio melalui reksadana, Ari menerapkan strategi dollar cost averaging atawa strategi investasi secara rutin di setiap periode.

Menurut Ari yang menyelesaikan Pendidikan Eksekutif Venture Capital dari The University of California, Berkeley, Haas School of Business ini strategi tersebut ampuh untuk memaksimalkan imbal hasil di reksadana. 

Baca Juga: Aksi private placement di bawah harga pasar tuai kritik dari investor retail

Kini, Ari mulai membangun portofolio investasinya dengan menerapkan strategi investasi berkelanjutan. Belum lama ini memang pasar modal di Indonesia mulai ramai disuguhi kehadiran indeks acuan maupun produk reksadana baru yang bertema investasi berkelanjutan. Ari pun mulai melengkapi investasinya dengan produk reksadana maupun saham yang berbasis ESG. 

"Dengan berpartisipasi pada produk investasi berkelanjutan kita bisa mendapat momentum untuk meningkatkan hasil investasi sekaligus berpartisipasi pada kebaikan lingkungan," kata Ari. Selain itu, Ari memandang instrumen investasi berkelanjutan cenderung berkinerja stabil pada perubahan yang terjadi di pasar modal. 

Baca Juga: Meningkat 16% dalam dua bulan, pertumbuhan jumlah investor pasar modal akan berlanjut

Ari memberi tips bagi investor pemula. Saat pertama kali ingin berinvestasi baiknya investor kenali dulu profil risiko masing-masing.

Jika investor sudah mengetahui lebih dulu mengenai seluk beluk dunia investasi maka investor tersebut berkemungkinan memiliki profil risiko tinggi (agresif). Sebaliknya, jika investor pemula dan tidak mengerti dunia investasi maka profil investasinya adalah moderat. "Profil risiko harus disesuaikan ini kunci dalam membangun portofolio investasi," kata Ari. 

Setelah mengetahui profil risiko investasi, investor bisa menetapkan tujuan investasi untuk jangka pendek, menengah atau panjang. Selanjutnya pilih instrumen investasi yang sesuai. 

Baca Juga: Kapitalisasi aset kripto tembus Rp 28.000 triliun, Bitcoin lebih dari separuhnya

Ari mengalokasikan 50% dana investasi di reksadana saham untuk keperluan dana dalam jangka panjang. Ari juga memiliki porsi 10% di saham guna keperluan jangka panjang. 

Untuk memenuhi kebutuhan jangka menengah Ari mengalokasikan 20% di Surat Berharga Negara (SBN) ritel. Sementara, kebutuhan jangka pendek ia tempatkan 20% di reksadana pasar uang. 

Ari tertarik membeli SBN ritel karena dapat memudahkan dia untuk mengelola dana investasi secara lump sum atawa menyetor sejumlah dana besar di awal investasi. Biasanya Ari selalu memegang SBN hingga jatuh tempo dan tidak dia jual belikan (trading).

Setelah mengenali profil risiko dan mengetahui tujuan investasi, Ari mengatakan investor juga penting melakukan evaluasi. "Pedoman investasi saya adalah read, learning, dan evaluate," kata Ari. 

Baca Juga: Cerita investasi Direktur Mandiri Sekuritas Theodora VN Manik memilih menabung saham

Setiap memutuskan untuk membeli instrumen investasi, Ari mengatakan investor harus baca dan gali informasi mengenai aset tersebut. Evaluasi penting dilakukan untuk menyesuaikan kembali dengan kebutuhan likuiditas.

Penting juga investor jeli dalam mendapat nasihat investasi. "Jangan sampai investor mendapat arahan investasi yang tidak tepat, oleh karena itu evaluasi penting dilakukan," kata Ari. 

Baca Juga: Untuk para investor, cermati hal ini sebelum beli saham

Selain berinvestasi di aset pasar modal. Ari yang memiliki hobi mengoleksi barang ini tengah tertarik menjadikan koleksi lukisannya sebagai instrumen investasi di kemudian hari. Ari mengoleksi lukisan sejak tiga tahun lalu. Kini, jumlah lukisannya nyaris mencapai 20 lukisan.  "Saya masih terus belajar mengenai investasi lukisan," kata Ari. 

Kini Ari masih memperbanyak pengetahuannya tentang aliran lukisan apa yang nantinya berpotensi memberikan nilai tambah dan bisa dijadikan investasi. Menurut Ari, juga penting untuk mengetahui aliran yang kini diminati para pecinta lukisan, agar suatu saat dia gampang untuk menjual lukisannya. 

Ari pun masih mempelajari bahwa tidak semua lukisan yang berasal dari pelukis senior selalu memiliki harga yang lebih mahal ketika dijual. Dari pelukis baru pun, sebenarnya kolektor bisa memproyeksikan di masa depan kelak lukisan tersebut bernilai lebih atau tidak. 

Baca Juga: Tips meminimalkan risiko saat berinvestasi atau trading saham

Dalam menggali informasi mengenai lukisan Ari sering mengikuti suatu forum. Tidak jarang Ari juga membeli langsung lukisan di sebuah galeri dan mengobrol dengan pelukis tersebut. 

Hingga kini, Ari belum pernah menjual koleksi lukisannya. Alasannya, karena dia belum memiliki kebutuhan untuk menjual lukisannya tersebut. Namun, jikalau Ari ingin menjual lukisannya, dia sudah tahu tempat di mana dia bisa menjual lukisannya.  

Baca Juga: Ini tips investasi properti dari Direktur Bestprofit Futures Syaiful Rachman

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×