Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Yudho Winarto
"Menurut kami bukan tidak mungkin juga apabila kasus ini terus mengalami kenaikan lebih dari 1 bulan atau hampir 2 bulan dan mengganggu aktivitas ekonomi, maka bukan tidak mungkin pemerintah akan kembali memberikan stimulus terhadap beberapa sektor yang terdampak guna menjaga kestabilan ekonomi dan mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia," paparnya.
Sementara, sentimen AS terkait tapering cenderung sudah mereda. Ia menilai para pelaku pasar mulai bisa membaca bagaimana arah kebijakan the Fed, sehingga kekhawatiran tapering mereda.
Malah kini fokus investor terhadap bursa AS yakni terkait perkembangan stimulus infrastruktur yang akan diberikan oleh Joe Biden.
Oleh sebab itu ia menilai kondisi ketidakpastian ekonomi sekarang, tidak seburuk dengan kondisi perekonomian tahun lalu. Indonesia lebih siap jika dibandingkan dengan kesiapan tahun lalu.
Karenanya, Erdhika Elit Sekuritas masih melihat adanya potensi penguatan pada indeks hingga akhir tahun ini ke level 6.360-6.500 sebagai level resistannya.
Baca Juga: Mandiri Sekuritas prediksi IHSG capai 6.850 pada akhir 2021
Hendri juga menyarankan dengan kondisi ini, strategi investasi saham yang dapat digunakan saat ini lebih ke arah menjaga keseimbangan portofolio investasi dan juga ketersediaan cash yang ada.
Ia menilai pelaku bisa menggunakan 40% portofolio investasi dan sediakan 60% cash untuk posisi akumulasi instrumen investasi pada saham.
"Kami lihat sentimen negatif di pasar sudah ter-price-in pada IHSG, sehingga patut dicermati untuk menyiapkan cash guna mengakumulasi saham saat terkonfirmasi pasar mengalami rebound," sebutnya.
Adapun beberapa sektor yang dapat menjadi perhatian pada semester II nanti yakni, Sektor IDX Health seperti MIKA dapat dicermati dengan target resistant 2.890 dan DGNS dengan target 1.450 hingga 1.550. Lalu dari sektor telekomunikasi yaitu ISAT dengan target harga 7.400.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News