Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indonesia berencana memberlakukan pembatasan yang lebih ketat (PPKM Darurat) mulai Rabu (30/6).
Menanggapi hal tersebut, Analis Erdhika Elit Sekuritas Hendri Widiantoro menyebutkan setelah pengumuman dari kebijakkan PPKM Darurat, market merespon dengan cara yang berbeda-beda.
Menurutnya, karena rencana PPKM Darurat ini akan diterapkan besok, kemungkinan yang terjadi adalah IHSG akan merespon hal ini terlebih dahulu dengan terjadi koreksi yang mana terjadi panic selling para pelaku pasar.
"Namun setelahnya biasanya terjadi aksi spekulasi para pelaku pasar di tengah adanya panic selling," ujarnya kepada kontan.co.id, Selasa (29/6).
Baca Juga: Wall Street: S&P 500 catatkan rekor baru 4 hari berturut-turut
Hendri memaparkan jika melihat IHSG sepekan terakhir, IHSG saat ini sudah berada pada level supportnya setelah terjadi koreksi 4-5 hari ke belakang. Koreksi ini sudah ter-price-in pada potensi kebijakan PPKM yang akan ditetapkan Rabu pekan ini.
Ia menilai ada kemungkinan terjadi koreksi indeks jangka pendek hari Rabu (30/6) pada awal perdagangan dikarenakan panic selling.
"Namun selepas dari panic selling tersebut, patut dicermati pada perdagangan saham-saham Big Cap pada akhir sesi 1, apakah sudah terjadi spekulatif buy pada saham-saham konstituen indeks. Apabila sudah ada aksi spekulatif buy di pasar, ada tanda-tanda potensi terjadi teknikal rebound pada indeks," jelasnya.
Dengan begitu, Erdhika Elit memproyeksikan support IHSG akan berada di rentang 5.830-5.900.
Hendri melanjutkan, saat ini fokus investor domestik lebih kepada perkembangan kasus Covid-19 yang terjadi di dalam negeri.
Oleh sebab itu, sentimen yang dapat mengangkat atau membuat fluktuasi IHSG sedikit mereda yakni terkait kebijakan pemerintah dalam meminimalisir penyebaran kasus Covid-19.
"Menurut kami bukan tidak mungkin juga apabila kasus ini terus mengalami kenaikan lebih dari 1 bulan atau hampir 2 bulan dan mengganggu aktivitas ekonomi, maka bukan tidak mungkin pemerintah akan kembali memberikan stimulus terhadap beberapa sektor yang terdampak guna menjaga kestabilan ekonomi dan mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia," paparnya.
Sementara, sentimen AS terkait tapering cenderung sudah mereda. Ia menilai para pelaku pasar mulai bisa membaca bagaimana arah kebijakan the Fed, sehingga kekhawatiran tapering mereda.
Malah kini fokus investor terhadap bursa AS yakni terkait perkembangan stimulus infrastruktur yang akan diberikan oleh Joe Biden.
Oleh sebab itu ia menilai kondisi ketidakpastian ekonomi sekarang, tidak seburuk dengan kondisi perekonomian tahun lalu. Indonesia lebih siap jika dibandingkan dengan kesiapan tahun lalu.
Karenanya, Erdhika Elit Sekuritas masih melihat adanya potensi penguatan pada indeks hingga akhir tahun ini ke level 6.360-6.500 sebagai level resistannya.
Baca Juga: Mandiri Sekuritas prediksi IHSG capai 6.850 pada akhir 2021
Hendri juga menyarankan dengan kondisi ini, strategi investasi saham yang dapat digunakan saat ini lebih ke arah menjaga keseimbangan portofolio investasi dan juga ketersediaan cash yang ada.
Ia menilai pelaku bisa menggunakan 40% portofolio investasi dan sediakan 60% cash untuk posisi akumulasi instrumen investasi pada saham.
"Kami lihat sentimen negatif di pasar sudah ter-price-in pada IHSG, sehingga patut dicermati untuk menyiapkan cash guna mengakumulasi saham saat terkonfirmasi pasar mengalami rebound," sebutnya.
Adapun beberapa sektor yang dapat menjadi perhatian pada semester II nanti yakni, Sektor IDX Health seperti MIKA dapat dicermati dengan target resistant 2.890 dan DGNS dengan target 1.450 hingga 1.550. Lalu dari sektor telekomunikasi yaitu ISAT dengan target harga 7.400.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News