kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Begini Prospek Saham Konsumer di Tengah Melonjaknya Tingkat Inflasi


Minggu, 16 Oktober 2022 / 11:46 WIB
Begini Prospek Saham Konsumer di Tengah Melonjaknya Tingkat Inflasi
ILUSTRASI. Rekomendasi saham konsumer


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indonesia kembali mencatatkan inflasi di September tahun ini. Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan angka inflasi September 2022 sebesar 1,17%. Sementara inflasi secara tahunan sebesar 5,95%.

Kenaikan inflasi dinilai menjadi momok yang membayangi sektor barang konsumsi. Analis Ciptadana Sekuritas Asia Putu Chantika Putri mengatakan, sektor ini menghadapi tantangan berupa lonjakan inflasi yang belum pernah terjadi sebelumnya. Inflasi utama diperkirakan akan mencetak level sekitar 6% di 2022, lebih tinggi dari target bank sentral sebelumnya di kisaran 2% -4%.

Tingginya inflasi domestik tersebut banyak dipengaruhi oleh kenaikan harga bahan pangan yang bergejolak serta kenaikan harga BBM yang diikuti oleh kenaikan tarif ojek online. Kenaikan harga yang tidak merata akan mengurangi daya beli dan mempengaruhi pola pengeluaran konsumen.

Dengan kemampuan pengeluaran yang terbatas, konsumen akan memprioritaskan kebutuhan sehari-hari daripada barang-barang non primer.

Menyusul kenaikan harga BBM, Chantika meyakini hal ini akan semakin menambah beban konsumen maupun perusahaan kebutuhan pokok.

Dia memperkirakan, perusahaan barang konsumsi kemungkinan besar akan menghadapi kenaikan biaya pengiriman mulai di paruh kedua 2022 seiring naiknya biaya bahan bakar. Hal ini mengingat biaya angkut menyumbang sekitar 16%-23% dari biaya operasional (opex) perusahaan.

Baca Juga: Sebelum Window Dressing, Saham-Saham Ini Bisa Dilirik

Di sisi lain, emiten barang konsumsi juga sempat tertekan kenaikan harga komoditas lunak. Akibatnya, sebagian besar emiten mengalami penurunan margin yang signifikan di semester pertama 2022. Namun, Chantika menilai, sebagian besar emiten memiliki ruang yang cukup untuk meneruskan (pass-on) inflasi dengan melakukan penyesuaian harga.

Catatan dia, pada paruh pertama 2022, emiten barang konsumsi di bawah cakupan Ciptadana Sekuritas telah meningkatkan harga jual rata-rata alias average selling price (ASP) di rentang 8% -15%. Ini bermuara pada peningkatan pertumbuhan pendapatan agregat hingga 11,4% secara tahunan (YoY).

Koreksi harga komoditas yang baru-baru ini terjadi diharapkan memberikan margin yang lebih baik untuk emiten pada paruh kedua tahun ini dan seterusnya. Chantika memperkirakan, pendapatan agregat untuk emiten barang konsumsi pokok akan meningkat sebesar 5,9% YoY di tahun ini dan 12,1% YoY di tahun depan

Di sisi lain, sektor konsumer juga dihadapi dengan penerapan cukai minuman berpemanis. Center for Indonesia’s Strategic Development Initiatives (CISDI) mengusulkan tarif cukai 20% untuk minuman berpemanis di Indonesia.

 
TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×